Pengelola Taman Rekreasi Alam Mayang, Riyono.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pelaku pariwisata di provinsi Riau menyambut baik ditetapkannya Riau sebagai proyek percontohan (pilot project) Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK) oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (RI).
Seperti disampaikan oleh pengelola Taman Rekreasi Alam Mayang, Riyono, penetapan Riau sebagai pilot projek MKK ini sebagai batu loncatan bagi pariwisata di Riau untuk memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Jadi ibaratnya MKK ini adalah mercusuar. Melalui mercusuar inilah Indonesia akan dipandang oleh dunia lain. Mengingat MKK ini juga menjadikan Riau memiliki posisi penting dalam perannya sebagai pusat pertumbuhan di daerah perbatasan," ujar Riyono kepada CAKAPLAH.com, Jumat (15/11/2019).
Dikatakan Riyono lagi, Pemprov Riau juga sudah menyiapkan beberapa regulasi. "Kita berharap regulasi itu nantinya menampung dan menggali semua potensi yang ada di Riau kemudian menambah peran dari masyarakat. Jadi MKK ini bukan hanya sebuah eksklusif tapi sebuah inklusif bagi perkembangan pariwisata di Riau. Harapannya kedepan seperti itu," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, bencana kabut asap yang rutin terjadi di Riau salah satu alasan mengapa Bumi Lancang Kuning menjadi salah satu daerah yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata sebagai proyek percontohan (pilot project) dalam menerapkan Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK).
Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural, Guntur Sakti mengatakan pada tanggal 9 September muncul sebuah kemufakatan kuat bahwa seluruh daerah di Indonesia diamanahkan untuk mengampu urusan MKK.
"Pada saat itu kita menyepakati Provinsi yang akan dijadikan Pilot Projek MKK. Dan akhirnya kita memilih Nusa Tenggara Barat yang mewakili Regional Timur. Setelah Lombok kita bergerak ke Provinsi Jawa Barat mewakili Indonesia bagian Tengah dan yang ketiga untuk Indonesia bagian wilayah Barat kita sepakat memilih Riau," ujar Guntur.
Ia menjelaskan mengapa Riau dipilih karena Riau mewakili karakteristik bencana yangenjadi ritual tahunannya yaitu peristiwa kabut asap.
"Hampir setiap terjadi kabut asap, Presidenpun tak berkunjung ke daerah lain, episentrumnya pasti Provinsi Riau. Mengapa Riau kita anggap penting karena Riau termasuk salah satu provinsi yang berada di kawasan border area. Berdampingan dan bertetangga dengan negara seberang kita yang menjadi market share utama wisata Indonesia yakni Singapura dan Malaysia," cakapnya.
"Maka dari itu, ditetapkannya Riau mewakili Indonesia wilayah Barat kami anggap mewakili karakteristik kebencanaan yang hampir terjadi setiap tahun," pungkasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Serba Serbi, Riau |