PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kinerja manajemen dan direksi Bank Riau Kepri akhir-akhir ini banyak menjadi sorotan berbagai pihak. Tak hanya sisi pelayanan yang menuai kritik nasabah, minimnya inovasi untuk pengembangan bisnis planning juga turut jadi sorotan.

Salah satunya datang dari Koordinator Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Riau, Usman. Ia menyebut, sampai saat ini belum ada kinerja yang menggembirakan bisa dibanggakan dari Bank Riau Kepri.

"Secara cassing okelah. Tapi ada beberapa persoalan substansial yang masih menjadi kelemahan yang selama ini tidak kunjung diperbaiki. Mulai soal laporan kinerja tahunannya bagaimana? Bisnis planingnya bagaimana? Sudah sampai dimana?" ungkap Usman mengawali perbincangan dengan CAKAPLAH.com, Kamis (4/5/2017).

Selama ini, kata Usman, manajemen dan direksi Bank Riau terkesan tertutup dan tidak transparan dalam menyampaikan laporan keuangan. Padahal, setiap tahunnya bank plat merah ini sebagian besar mengelola uang milik pemerintah.

Sehingga masyarakat banyak tidak respek dengan Bank Riau Kepri ini dan berdampak terhadap kepercayaan publik dalam menyimpan dananya di BRK.

"Sebagai BUMD menurut kami Bank Riau Kepri belum transparan dalam hal tata kelola perencanaan bisnis daerah sebagai penopang pembangunan, hingga pelaporan keuangan yang tertutup," ucapnya.

Bergantinya pimpinan Bank Riau dari Direktur sebelumnya Erzon kepada Irvandi Gustari, juga tidak banyak mengubah Bank Riau ke arah yang jauh lebih baik.

"Ya, perombakan manajemen ataupun direksi bisa juga dilakukan tapi itu pilihan terakhir apabila memang di butuhkan," cetusnya.

Dan yang terpenting saat ini, kata Usman, pola bisnis yang dilakukan oleh BRK harus diketahui oleh publik dan itu membutuhkan komitmen manajemen Bank Riau

Disisi lain, lemahnya peran pengawas internal membuat kekurangan yang selama ini ada masih terjadi dan tak kunjung membaik. "Peran pengawas internal ini harus di maksimalkan untuk melakukan evaluasi kinerja di berbagai sektor,"cetusnya.

Sementara itu Asisten Bidang Pencegahan Ombudsman Perwakilan Riau, Dasuki, meminta BUMD memudahkan dalam melayani masyarakat. "Jika yang dilakukan justru sebaliknya, ini merupakan kemunduran," kata Dasuki.

Dasuki juga meminta agar Bank Riau Kepri bisa terus meningkatkan kualitas pelayanannnya. Termasuk dalam hal transparansi informasi. "Jika ada kebijakan baru, harus tersampaikan dengan baik dan transparan," katanya lagi.

Diberitakan sebelumnya, pelayanan di Bank Riau Kepri (BRK) dikeluhan sejumlah nasabahnya. Salah satunya, AR nasabah BRK menyebutkan bahwa dirinya mengalami pelayanan yang kurang memuaskan dari bank tersebut.

Di antaranya kesulitan dalam mengurus buku tabungan yang telah hilang. AR mengatakan pengurusan buku rekening tersebut tidak lagi bisa di Kantor Cabang, harus ke Kantor Pusat.

"Ini menyulitkan bagi nasabah, karena selama ini bisa berurusan hanya di Kantor Cabang tapi kini harus di Kantor Pusat," sebut AR baru-baru ini.

Selain itu, saat berada di kantor Cabang Utama AR juga mengaku tidak mendapatkan pelayanan memuaskan ketika mengurus kartu ATM yang hilang. Petugas menyebut bahwa saat itu blangko kartu ATM sedang habis. Sehingga saat itu harus pulang karena tidak bisa mengurusnya.

"Belum lagi pelayanan teller yang terbatas karena hanya dua orang yang melayani nasabah, semenatra satu teller lagi pengerjakan pekerjaan lain," kata AR.