PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sangat berdampak terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) di provinsi Riau.

Sedikitnya 263 ribu UKM dan hampir 10 ribu IKM di Bumi Lancang Kuning terdampak secara ekonomi. Karena selama pendemi jual beli menurun, bahkan sebagai UKM yang menyediakan ole-ole wisawatan tidak ada jual beli selama 3 bulan.

"Dampak Covid-19 terhadap UKM dan IKM kita sangat signifikan," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop dan UKM) Riau, Asrizal, kepada CAKAPLAH.com, Kamis (18/6/2020).

Dia mengaku telah menerima keluhan dari asosiasi yang bergerak di bidang pariwisata yang mensuplai ole-ole wisatawan.

"Mereka mengeluh sudah tiga bulan UKM tidak ada jual beli. Biasanya wisatawan Malaysia kalau ke Riau membeli ole-ole Riau, baik kain tenun dan lainnya. Ini sudah hampir tiga bulan mereka tidak ada lagi jual beli, karena tidak ada wisatawan yang datang akibat Covid-19," terangnya.

Karena itu, lanjut Asrizal, para UKM berharap ada terobosan yang dibuat Disperindagkop dan UKM Riau agar mereka bisa bangkit kembali, menggerakkan pertumbuhan ekonomi Riau.

"Nah, ini yang sekarang sedang kita rumuskan kebijakannya. Pak Gubernur juga menargetkan minggu ini sudah harus selesai agar ke depan pertumbuhan ekonomi Riau bisa bergerak lagi, khususnya di kalangan bawah," jelasnya.

Ditanya kebijakan apa yang akan dibuat, Asrizal menyatakan pihaknya akan mencoba melakukan pendataan UKM dan IKM terdampak Covid-19 sebelum membuat kebijakan. Sehingga bisa memberi solusi kepada pelaku usaha ini.

"Mungkin nanti kita minta dinas-dinas dihari tententu menyediakan tempat bagi UKM bisa berjualan di kantor dengan menerapkan protokol kesehatan. Ini yang kita coba diskusikan pemikiran ini. Apakah nanti pada hari Kamis kantor-kantor bisa menyiapkan tempat mungkin untuk 10 UKM. Dengan begitu kita harap pegawai bisa membeli jualan, sehingga bisa mendorong usaha UKM bisa lebih bangkit," cakapnya.