Jakarta (CAKAPLAH) - Penelitian terbaru dari Amerika Serikat (AS) kembali membuktikan efektivitas vaksin Covid-19 terhadap varian Delta.
Disebutkan, vaksin Covid-19 efektif menekan kasus rawat inap dan kematian akibat infeksi varian Delta. Khususnya vaksin Covid-19 Moderna, disebut memiliki efektivitas paling tinggi terhadap varian Delta.
Akan tetapi, hasil penelitian juga menyebut adanya pengurangan efektivitas vaksin pada usia 75 tahun ke atas.
Penelitian tersebut dilakukan di sembilan negara bagian AS selama varian Delta mendominasi. Disebutkan, vaksin Covid-19 Moderna memiliki efektivitas lebih tinggi dalam mencegah rawat inap individu dari beragam usia dibandingkan vaksin BioNTech/Pfizer atau Johnson & Johnson.
Penelitian tersebut dilakukan melalui 32.000 kunjungan ke pusat perawatan darurat, gawat darurat, dan rumah sakit. Disebutkan bahwa dalam mencegah gejala berat dan rawat inap akibat infeksi varian Delta, vaksin Moderna memiliki efektifitas sebesar 95 persen.
Lainnya Pfizer memiliki efektivitas 80 persen dan Johnson & Johnson 60 persen.
Hal tersebut dipaparkan dalam laporan mingguan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Jumat (10/9/2021).
Berdasarkan periode dua bulan terakhir di mana varian Delta mendominasi, individu yang tidak divaksinasi diketahui 4,5 kali lebih rentan terkena COVID-19, 10 kali lipat lebih berpotensi dirawat di rumah sakit, dan 11 kali lebih mungkin meninggal dunia karena COVID-19 dibanding orang-orang yang sudah divaksinasi.
"Vaksinasi berfungsi dan akan melindungi kita dari komplikasi parah Covid-19," ujar Direktur CDC Dr Rochelle Walensky dalam pengarah COVID-19 di Gedung Putih, dikutip detikcom dari Reuters, Ahad (12/9/2021).
Penelitian tersebut juga mengkonfirmasi kasus Covid-19 dengan gejala lebih ringan pada orang-orang yang sudah divaksinasi penuh dua dosis. Para penulis meyakini, temuan ini menjawab isu terkait berkurangnya potensi kekebalan populasi yang diinduksi vaksin.
Editor | : | Jef Syahrul |
Sumber | : | detik.com |
Kategori | : | Serba Serbi |