
![]() |
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Pekanbaru Rizky Bagus Oka.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Bisnis kuliner menjadi yang paling terdampak akibat kenaikan harga sejumlah komoditas pangan di Kota Pekanbaru.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu belakangan ini harga sejumlah komoditas di Kota Pekanbaru mengalami kenaikan. Sebut saja cabai, bawang merah dan juga tomat. Kenaikan paling signifikan terjadi pada cabai merah.
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Pekanbaru Rizky Bagus Oka mengatakan akibat kenaikan harga komoditas pangan ini mengakibatkan kenaikan harga di sektor kuliner.
"Bisnis kuliner menjadi yang paling terpengaruh terkait kenaikan harga-harga komoditas di pasar. Itu pasti berpengaruh ke kita, solusinya ya paling gampang kita menaikkan harga," ujar Oka, Selasa (28/6/2022).
Dijelaskannya, meski terjadi kenaikan harga jual untuk kuliner, para pelaku usaha tetap memberikan pelayanan yang sama tanpa mengurangi apapun.
"Bahan baku naik, kuliner pasti naik, nggak mungkin harga bahan tinggi kita sama harga jualnya kan. Jadi memang untuk harga makanan ikut naik juga," cakap Oka.
Selain itu, untuk pembelian ia mengaku tidak ada perubahan terkait perilaku pembeli. Pembeli tetap banyak dan memang tak ada pengaruh.
"Konsumen tidak terlalu berpengaruh. Tapi saya yakin pemerintah dapat mengontrol harga agar tidak terus melambung," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Disperindag Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan harga sejumlah kebutuhan pangan di Kota Pekanbaru hingga saat ini masih cenderung terus mengalami kenaikan. Bahkan dari hasil monitoring, tren nya masih akan tetap tinggi.
"Dari hasil monitoring yang kita lakukan, dari tren yang kita amati memang masih akan tinggi. Namun tentu harapan kita ini akan segera turun," ujar Ingot.
Ia mengatakan selain menjaga agar tidak terjadi "maltrading" seperti penimbunan ataupun upaya-upaya ilegal, pihaknya bersama dengan distributor juga mencari sumber-sumber daerah penghasil yang kebetulan panen raya. Karena itu dirasakan cukup membantu walau memang tidak bisa lama.
"Seperti kemarin itu dari beberapa daerah seperti Bengkulu itu harganya bisa agak lumayan, tapi ya tetap tinggi. Dan yang menjadi masalahnya juga adalah terbatas juga panennya. Jadi itu persoalannya yang sama-sama kita upayakan," Cakapnya.
Lanjut Ingot, sampai saat ini pasokan dari daerah penghasil masih berjalan lancar. Hanya saja untuk jumlah memang berkurang karena mungkin gagal panen.
"Berkurang tapi lancar. Tapi karena suplay berkurang, sementara dengan PPKM yang kini sudah level 1 dan Covid-19 juga sudah melandai, semua industri kuliner sudah berangsur normal, sehingga permintaan naik. Jadi karena permintaan naik sementara barangnya terbatas, tentu naik harganya," ungkapnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Ekonomi, Kota Pekanbaru |








































01
02
03
04
05







