(CAKAPLAH) - Bipolar merupakan salah satu jenis gangguan jiwa yang kerap kali terjadi pada manusia dan memerlukan perhatian khusus dalam penanganan dan pencegahannya.
Mengutip dari laman resmi Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan yankes.kemkes.go.id pada Kamis (22/9/2022), gangguan bipolar merupakan gangguan pada mood/perasaan yang ditandai dengan perubahan mood secara drastis yang dialami oleh seseorang. Gangguan ini disertai pula dengan perubahan perilaku, pikiran, serta energi secara signifikan.
Gangguan bipolar bersifat kronik dan berat, dimana mood dapat berubah dari sangat meningkat menjadi sangat menurun. Gangguan ini memiliki dua fase atau episode yaitu fase mania/manik (suasana hati yang sangat tinggi) serta fase depresi (suasana hati yang rendah).
Mengutip dari laman liputan6.com pada Rabu (12/10/2022) Institut Kesehatan Mental Nasional AS mengungkap bahwa 2,8 persen orang dewasa di negaranya atau sekitar 5 juta orang memiliki diagnosis gangguan bipolar.
Gangguan bipolar terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Gangguan bipolar I
Seseorang yang mengalami gangguan bipolar I ditandai dengan mengalami satu episode manik (euforia di luar batas), yang dapat diawali atau diikuti dengan episode depresi mayor atau hipomania (gangguan suasana hati dari aktif dan semangat kemudian menjadi murung).
- Gangguan bipolar II
Seseorang yang mengalami gangguan bipolar II ditandai dengan mengalami setidaknya satu episode hipomania dan satu episode depresi berat.
- Gangguan Siklotimia
Gangguan siklotimia ditandai saat periode gejala hipomania dan depresi berlangsung setidaknya selama dua tahun. Pada umumnya, gangguan bipolar jenis ini memiliki gejala yang lebih ringan jika dibandingkan tipe I dan lI.
- Jenis gangguan bipolar lain
Gangguan bipolar ini ditandai dengan periode perubahan mood yang abnormal secara drastis, tetapi tidak memenuhi kriteria bipolar I, II, atau siklotimia. Contohnya seperti gangguan bipolar yang disebabkan oleh obat-obatan tertentu, alkohol, atau karena kondisi medis.
Gejala Bipolar
1. Mania
Episode mania kerap melibatkan emosi yang tinggi, dimana seseorang mungkin merasa bersemangat, impulsif, euforia, dan penuh energi. Selain itu, mungkin juga merasa gelisah atau pikiran seolah berpacu. Beberapa orang juga mengalami halusinasi dan gejala psikosis lainnya. Episode ini dapat melibatkan perilaku yang lebih impulsif dari biasanya, karena perasaan tidak terkalahkan atau tidak tersentuh.
2. Hipomania
Hipomania umumnya berkaitan dengan gangguan bipolar II, melibatkan banyak gejala yang sama, walaupun tidak terlalu parah. Episode hipomania tidak melibatkan psikosis. Dengan hipomania, seseorang mungkin merasa sangat produktif dan berenergi, namun mereka tidak dapat melihat perubahan lain dalam suasana hatinya. Tetapi, orang-orang terdekat biasanya akan menangkap perubahan suasana hati dan tingkat energi tersebut.
3. Episode depresi mayor
Perubahan suasana hati yang turun dapat membuat seseorang merasa lesu, tidak termotivasi, serta sedih. Episode depresi berat terkait bipolar akan melibatkan setidaknya lima dari gejala ini, yaitu:
- Suasana hati rendah yang berlangsung lama, ditandai dengan kesedihan yang mendalam, rasa putus asa atau perasaan hampa.
- Kehilangan energi.
- Perasaan merasa lebih lambat dari biasanya atau kegelisahan yang terjadi terus-menerus.
- Berkurangnya minat pada aktivitas yang pernah dinikmati.
- Periode terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur
- Rasa bersalah atau tidak berharga
- Mengalami masalah dengan konsentrasi, fokus, serta membuat keputusan.
- Pikiran tentang kematian, sekarat, atau bunuh diri.
- Perubahan nafsu makan atau berat badan.
Tidak semua orang dengan gangguan bipolar mengalami episode depresi berat. Hal ini tergantung pada jenis gangguan bipolar yang dialaminya, seseorang mungkin hanya mengalami beberapa gejala depresi, bukan lima gejala yang diperlukan untuk satu episode besar.
Terapi untuk gangguan bipolar dapat dilakukan dengan pengobatan dan juga tanpa pengobatan. Terapi tanpa pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti psikoterapi, terapi relaksasi, yoga, edukasi jadwal tidur secara teratur, asupan makanan bergizi, dan olahraga. Tujuan dilakukannya terapi yaitu untuk dapat mengatasi gejala perubahan mood, mencegah kambuh, mengembalikan fungsi psikososial, serta menghindari pemicu gangguan mood.
Penulis | : | Nurul Annisa |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Kesehatan dan Keluarga |