Ilustrasi.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dua helikopter water bombing yang standby untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau dialihkan ke Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Sumatera Selatan (Sumsel).
Hal itu karena Karhutla akhir-akhir ini di wilayah Riau masih bisa dikendalikan, karena curah hujan yang terjadi sepekan terakhir juga membuat beberapa lokasi yang sebelumnya terjadi Karhutla telah padam.
Demikian disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, M Edy Afrizal, Rabu (13/9/2023) di Pekanbaru.
"Saat ini Karhutla di Riau sudah terkendali. Hujan yang mengguyur Provinsi Riau cukup merata sehingga Karhutla di Riau sudah padam," kata Edy Afrizal.
Atas kondisi tersebut, lanjut Edy, helikopter water bombing yang sebelumnya standby di Provinsi Riau, sebanyak dua unit dialihkan ke provinsi lain yang saat ini masih terjadi Karhutla. Seperti di Provinsi Sumsel dan Jatim untuk mengantisipasi kebakaran di beberapa gunung.
"Dua helikopter water bombing yang sebelumnya standby di Riau untuk antisipasi Karhutla dialihkan ke provinsi lain, ke Sumsel dan Jawa Timur," sebutnya.
Edy menjelaskan, awalnya ada lima unit helikopter water bombing yang standby di Riau untuk mengatasi Karhutla. Dengan adanya dua unit yang dialihkan ke provinsi lain, maka saat ini tinggal tiga unit helikopter water bombing yang standby di Riau.
"Namun dari tiga unit helikopter tersebut, satu helikopter masih dalam perbaikan. Sehingga hanya dua yang siap digunakan jika terjadi Karhutla yang memerlukan pemadam dari udara. Namun, jika nantinya intensitas Karhutla di Riau mengalami peningkatan. Maka kita akan kembali mengajukan bantuan agar helikopter tersebut kembali dikirim ke Riau. Sedangkan dua helikopter patroli masih standby di Riau," tukasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Riau |