Syamsuar.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mundur dari jabatannya. Di dalam surat pengunduran diri yang sudah diterima Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau, Syamsuar akan maju pada kontestasi Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
Pengamat Politik Universitas Islam Riau Panca Setya Prihatin melihat strategi politik berputar mengikuti arah benefitas, cepat atau lambat tergantung bagaimana analisa dan pembacaan politiknya.
Keputusan Syamsuar maju ke DPR RI setelah menerima mandat dari Ketua Umum Golkar pada saat Rakerda Partai Golkar beberapa waktu lalu.
Menurut Panca, apa yang menjadi ketetapan DPP itu sudah tepat mengingat jabatan Syamsuar sebagai Gubernur Riau juga akan segera berakhir.
Majunya Syamsuar merupakan pertaruhan untuk tetap berkuasa di Partai Golkar dan memperbesar peluang maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) pada November 2024.
"Walaupun ini juga bagian dari 'porcash' atau pertaruhan politik di pasar bebas setidaknya hasil Pileg 2024 akan memperkokoh langkah Syamsuar untuk tetap menahkodai Partai Golkar Riau andai kata dia terpilih duduk di DPR RI," kata Panca, Jumat (29/9/2023).
Sebaliknya, jika Syamsuar gagal sebagai legislatif di Senayan. Maka peluangnya maju sebagai calon gubernur Riau periode kedua akan semakin rumit dan berliku.
"Karena tidak ada jaminan dia akan tetap bisa menakhodai Partai Golkar Riau, karena akan ada elit atau kader yang secara formal menduduki jabatan eksekutif atau legislatif akan mencari peluang menggantikan Syamsuar sebagai ketua Golkar Riau," kata Panca.
Menurutnya, butuh kerja keras dan keseriusan Syamsuar untuk bisa memenangkan proses politik kontestasi legislatif 2024 yang akan datang. Modal popularitas dan modal politik yang sudah ada sebagai gubernur Riau jika digunakan dengan tepat akan menjadi amunisi besar bagi Syamsuar.
"Tapi jika tidak andal memainkan potensi itu maka Syamsuar juga ikut tenggelam di dalamnya," kata Panca.
Ia juga menambahkan, Partai Golkar sebagai partai besar dan memiliki basis pemilih tradisional menjadi jaminan meraup 2 kursi tiap Dapil untuk senayan.
"Saya lihat banyak tokoh-tokoh Golkar yang ikut kontestasi dan memiliki basis militan yang cukup banyak di dapil nya masing-masing," jelasnya.
Panca menambahkan, basis partai Golkar yang masih banyak di daerah tidak berbanding lurus dengan peluang kader Golkar untuk memenangkan kontestasi Pilgub 2024. Butuh kejujuran partai untuk mendorong kader yang memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi memiliki peluang besar untuk menang ditambah dengan koalisi dengan partai lain dengan kontribusi calon wakilnya yang juga memiliki daya Raup suara tinggi.
"Maka mimpi menyelaraskan antara peluang 2 kursi tiap dapil akan linier dengan asa tetap memenangi Pilgub yang akan datang," jelas Panca.