PEKANBARU (CAKAPLAH) - Calon legislatif (Caleg) DPRD Kota Pekanbaru dari Partai Golkar daerah pemilihan (Dapil) 4 (Bukitraya-Sail) nomor urut 1 Ridho Ikhsan SE mengajak masyarakat untuk cerdas dalam memilih para wakil rakyat pada Pemilu 14 Februari 2024 mendatang.
Hal tersebut dikatakan Ridho Ikhsan ketika menyambangi puluhan warga di Kelurahan Cinta Raja, Kecamatan Sail, Selasa (23/01/2024). Dalam pertemuan tatap muka itu, masyarakat mengeluhkan beberapa persoalan yang terjadi di tengah-tengah lingkungan mereka.
Seperti sampah, tidak mendapatkan pembinaan tentang UMKM, dan persoalan mendasar lain yang terjadi di lingkungan. Setiap musim Pemilu, Caleg petahana atau yang sudah terpilih saat Pemilu 2019, cenderung tidak merealisasikan janji manis saat berkampanye.
"Kami mau diperhatikan dari sisi UMKM. Kami menyambut baik dan setuju tentang niat pak Ridho Ikhsan. Dan kami berharap tidak seperti yang sebelum-sebelumnya. Habis dipilih, lupa sama kami," kata warga.
Diakui mereka, kebiasaan beberapa oknum Caleg selama ini memang jarang melakukan pertemuan tatap muka. Sampai pada beberapa hari menjelang pemilihan, akan ada tim dari oknum Caleg tersebut yang turun untuk melakukan transaksional "jual-beli" suara kepada masyarakat. Hal ini lah menurut Ridho Ikhsan, menjadi realita yang harus diputuskan mata rantainya.
"Sebab ketika si oknum Caleg membeli suara, dan dia terpilih, tentu yang dipikirkan bagaimana mengembalikan uang yang sudah dihabiskan untuk membeli suara tadi. Mungkin kalaupun akan turun menjumpai konstituennya, tapi itu butuh waktu beberapa tahun setelah terpilih dan biasanya terjadi menjelang pemilihan kembali. Sedangkan kebutuhan masyarakat perlu ditangani cepat, seperti persoalan sampah tadi. Apa mau seperti ini terus berulang-ulang," tanya Ridho Ikhsan di hadapan warga.
Untuk itu, dirinya mengajak masyarakat betul-betul mengedepankan kepentingan panjang atas manfaat memilih wakil rakyat yang akan duduk di daerah hingga pusat, dan jangan lagi mau dihargai dengan sejumlah uang saja. Karena berdasarkan informasi yang disampaikan masyarakat, nominal transaksional suara atau yang akrab disebut "serangan fajar" berkisar 100, 200 bahkan sampai 500 ribu per orang.
"Jika saja dibagi selama 5 tahun misalkan dari nominal 500 ribu, masyarakat hanya dihargai 200an rupiah perhari. Dan ini miris sekali. Masalah sampah, banjir, lapangan pekerjaan, apa cukup dengan uang tadi?" ungkap Ridho Ikhsan.
Terakhir kata Ridho Ikhsan, jika masyarakat ternyata masih mau termakan rayuan "serangan fajar", jangan menyesal ketika 5 tahun ke depan tidak diperhatikan.
Hal senada juga disampaikan Gilang, tokoh Pemuda Kecamatan Sail. Ia mengimbau agar warga terbuka pola pikirnya, untuk meninggalkan praktek politik uang atau money politic para oknum Caleg.
"Kita harus kenal siapa dan bagaimana sosok Caleg dengan pertemuan tatap muka seperti yang dilakukan Pak Ridho Ikhsan ini. Kemudian kita buat kesepakatan bersama atas apa aspirasi masyarakat ke depan. Saya rasa masyarakat sudah kapok kalau hanya dibayar beberapa lembar uang saja," katanya.**
Penulis | : | Rilis |
Editor | : | Delvi Adri |
Kategori | : | Kota Pekanbaru, Politik |