Menperin dan Menkop UKM di pembukaan Gerakan Kewirausahaan Nasional Golkar.
|
(CAKAPLAH) - Meski kini meringkuk di balik jeruji besi, Setya Novanto seolah tak ingin kehilangan jabatannya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Ketua Umum Partai Golkar. Dia mengirim dua surat ditujukan ke pimpinan DPR dan pengurus pusat Partai Golkar. Isinya, Novanto meminta tidak dicopot dari jabatan Ketua DPR dan menginstruksikan partai tak memilih ketua umum baru.
Setya Novanto menunjuk Sekjen Partai Golkar Idrus Marham sebagai Plt ketua Umum. Ini sejalan dengan keputusan DPP Partai Golkar usai menggelar rapat pleno lebih dari 7 jam membahas status Setya Novanto yang kini telah ditahan KPK.
Idrus menjadi Plt Ketum sampai ada keputusan praperadilan yang kini diajukan Setya Novanto atas penetapannya sebagai tersangka. Apabila gugatan Novanto diterima dalam proses praperadilan, maka Plt dinyatakan berakhir. Sebaliknya, jika gugatan Novanto ditolak, maka Plt bersama Ketua harian melaksanakan rapat pleno untuk menentukan langkah selanjutnya meminta Novanto untuk mengundurkan diri. Masih terbuka peluang melengserkan Setya Novanto dari kursi ketua umum partai.
Nama yang santer beredar dan dianggap cocok menggantikan Novanto adalah Airlangga Hartarto. Bagaimana peluang Airlangga memimpin Golkar? Politikus senior Partai Golkar, Fadel Muhammad menganggap Airlangga figur tepat. Pertimbangannya, rekam jejak bersih, pintar dan ayahnya pernah menjadi menteri di era Presiden Soeharto.
"Mungkin Airlangga. Dia di pemerintahan, rekam jejak bagus," katanya saat berbincang dengan merdeka.com.
Sosok Airlangga diyakini bakal diterima baik oleh Presiden Jokowi. Apalagi posisi Airlangga sekarang ini berada di lingkaran kabinet Jokowi-JK.
"Saya kira setuju. Dia (Airlangga) pembantu presiden. Kita perlu dapat dukungan Pak Jokowi karena kita partai pemerintah."
"Saya arah ke Jokowi. Arahnya tetap ke Pak Jokowi, siapa pun ketumnya enggak ada masalah. Semua bisa diterima. Kalau dikerucutkan Pak Airlangga," ungkapnya.
Politisi Partai Golkar Yorrys Raweyai juga menyebut nama Airlangga sebagai orang tepat. Menurutnya, Golkar perlu melihat keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pergantian ketua umum. Sebab Golkar adalah partai pendukung Jokowi.
"Golkar kan user nya sekarang itu pemerintah negara Jokowi kita tinggal lihat gesturenya Jokowi bagaimana dia mau ke siapa dan hampir sekarang itu kelihatannya ke Airlangga Hartanto," ucap Yorrys.
Presiden Jokowi belum memberikan respons. Namun, orang-orang di sekitar presiden memberikan sinyal soal peluang Airlangga.
Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak berkomentar banyak terkait pergantian ketua umum Golkar. Sebab, itu urusan internal partai berlambang pohon beringin. Tapi, disinggung soal peluang Airlangga menjadi Ketua Umum Partai Golkar, JK melihat bisa saja terjadi meski saat ini masih menjabat sebagai Menteri Perindustrian.
Menurut mantan Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan, seorang menteri bisa merangkap jabatan sebagai ketua partai. JK menceritakan pengalamannya merangkap jabatan sebagai Wakil Presiden sekaligus Ketua Umum Golkar pada beberapa tahun lalu.
"Dulu saya wapres (juga) Ketua Golkar. Bisa. Etika tidak soal. Ibu Mega (juga) ketua PDI Perjuangan (sekaligus) Wapres. Pak SBY ketua demokrat juga Presiden. Tidak masalah apa-apa," ujar JK di kantornya, Rabu (22/11/2017).
Di mata Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Airlangga sosok yang baik. Namun Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar ini enggan buru-buru mengamini mendukung atau tidak jika Airlangga menjadi ketua umum partainya.
"Airlangga orang baik. Mana saja bisa. Biarlah Golkar memproses sendiri. Jangan kita terlalu banyak nyampurin. Jadi bikin suasana enggak enak. Mereka sudah cukup matang memproses sendiri. Mana yang terbaik buat Golkar," kata Luhut usai menemui Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/11/2017).
Airlangga menyatakan kesiapannya menggantikan Setya Novanto sebagai Ketua umum Partai Golkar. Terlebih bila kader-kader dan pengurus partai di daerah memberikan dukungan.
"Jadi tentu kalau teman di daerah atau pengurus memberikan dukungan, sebagai kader jadi saya siap," kata Airlangga usai rapat pleno DPP partai Golkar di Kantor DPP partai Golkar, Jakarta Barat, Selasa (21/11/2017).
Namun, Menteri Perindustrian ini tak mau terburu-buru lantaran ada mekanisme partai yang perlu ditempuh. Dia juga enggan berkomentar terikat kabar dukungan dari Presiden Jokowi untuk menggantikan Setya Novanto.
"Saya no comment, kalau ketemu bapak, urusannya kan kerjaan," ungkapnya.
Dia mengakui, internal partainya telah terjadi kasak kusuk membahas pergantian posisi ketua umum Golkar. Airlangga memilih bicara penyelamatan Partai Golkar demi mengembalikan citra partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Kalau anggota kan selalu, atau saya selaku pengurus DPP selalu berkomunikasi," kata Airlangga yang membantah dipanggil Jokowi membahas nasib Golkar ini.
"Tentunya harus ada langkah-langkah untuk penyelamatan partai," ucapnya.