Nepal
|
(CAKAPLAH) - Jutaan warga Nepal melakukan pemilihan umum pada Ahad (26/11/2017). Pemilihan ini dianggap bersejarah karena disebut-sebut sebagai titik balik bagi negara Himalaya tersebut.
Pemilihan ini juga dianggap sebagai sebuah harapan untuk mengakhiri ketidakstabilan yang melanda negara tersebut sejak berakhirnya perang saudara berdarah satu dekade lalu.
Pemilu dilakukan dalam dua fase, yaitu untuk parlemen nasional dan provinsi. Ini adalah pemilu pertama di bawah konstitusi baru yang lahir dari kesepakatan damai dan menetapkan Nepal sebagai negara demokratis federal.
Pemilu yang akan membentuk majelis provinsi pertama di Nepal ini diharapkan bisa mengakhiri turbulensi politik dan membatasi dampak perdagangan kuda di Kathmandu.
"Kami tidak pernah melihat pemerintah dalam lima tahun terakhir ini. Jika memang ada (pemerintah) maka akan ada kebijakan stabil dan akan lebih mudah untuk bekerja," kata Amir Dhoj Thapa dari kota timur Kathmandu Chautara, salah satu pemilih, dikutip dari AFP.
"Kami punya harapan besar untuk pemilihan ini."
Di bawah konstitusi baru ini, proporsi kursi di majelis federal dan provinsi dialokasikan untuk perempuan dan orang dari masyarakat adat dan kasta terendah Dalit.
Jelang pemilu, perbatasan Nepal dengan India dan China telah ditutup. Ribuan pasukan keamanan pun disiagakan di tempat pemungutan suara.
Sekitar 3,2 juta orang di bagian utara Nepal, termasuk daerah yang dilanda gempa bumi dua tahun lalu, ikut memilih pada fase pertama di hari Minggu (26/11/2017). Sedangkan area yang lebih padat akan diberikan waktu memilih dalam 10 hari.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Cnnindomesia.com |
Kategori | : | Internasional, Politik |