SIAK (CAKAPLAH) - Material Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) tower PLN saat ini rentan dicuri. Di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, sudah 12 titik tower yang hilang dari medio Maret 2018 hingga pertengahan April 2018.
Hilangnya material pada tower SUTT di tepian jalan lintas Pekanbaru-Tualang itu membuat pihak PLN kaget. Pasalnya, tidak mungkin material itu bisa dicuri oleh pencuri biasa, tanpa alat yang lengkap. Material yang hilang itu adalah bracing pada tower PLN.
"Letak bracing itu sekitar 35 meter dari permukaan tanah. Si pencuri tentu harus naik setinggi itu lalu memotongnya. Tidak mungkin dipotong dalam waktu singkat, dan tentu alatnya lebih memadai," kata Bagian Teknik PT PLN (Persero) UPPJ Riau dan Kepri, Budi Susilo.
Pada setiap tower, ada sekitar 100 bracing yang sudah dicuri. Sementara jumlah tower yang sudah digerogoti sebanyak 12 titik. Diperkirakan ada 1.200 bracing yang hilang. Hal tersebut membuat pihak PLN harus mengganti bracing yang hilang. Kalau tidak, tower bisa tumbang dan pasokan listrik di kawasan itu akan terganggu.
Menurut dia, pencurian tersebut terbilang sebagai tindakan ekstrem. Karena selama ini jarang terjadi kasus yang demikian. Para pencuri juga diduga nekat naik setinggi 35 meter.
"Pakai alat apa kira-kira pencurinya. Kalau pencuri konvensional tentu mereka menyabung nyawa memanjat dan memotong besi-besinya," kata dia.
Tidak hanya itu, material tower milik PLN merupakan objek vital negara. Letaknya tidak jauh dari tepian jalan lintas. Namun tidak seorangpun tahu bracingnya dicuri. "Sejak adanya pabrik baja di Pekanbaru, bracing ini rawan dicuri. Kejadian itu tidak hanya di Siak, tetapi juga sempat terjadi di Pasir Putih," kata dia.
Sedangkan kasus di Tualang, sebanyak 12 titik itu terdapat pada tower nomor 61-69 di Maredan Barat, dan tower nomor 36 dan 55 di Maredan. Kejadian pada tower 61-69 diketahui pada Maret 2018. Sedangkan tower 36 dan 55 baru terjadi, Sabtu (14/4/2018).
Pihaknya juga telah melaporkan kejadian itu kepada Polsek Tualang, sejak 3 pekan lalu. Namun hinga kini belum diketahuinya perkembangan penyelidikan.
"Kami berharap aparat penegak hukum cepat mengusut kasus ini. Sebab, yang dirugikan bukan hanya PLN, namun masyarakat," kata dia.
Dia juga berharap polisi menggelar patroli supaya dapat mendeteksi kejadian pada malam hari. Sebab pihaknya menduga, pelaku pencurian melakukan aksinya pada malam hari.
Sementara itu, Manager PLN Rayon Perawang, Eendryez, mengatakan bahwa pencurian terhadap elemen tower SUTT itu beresiko menganggu kelancaran pasokan listrik terhadap tiga kecamatan di Kabupaten Siak. Daerah-daerah itu adalah Kecamatan Tualang, Kecamatan Sungai Mandau dan sebagian Desa Minas Timur di Kecamatan Minas.
“Resiko terburuk adalah tiga kawasan itu bisa saja gelap gulita ketika pasokan listrik terganggu karena dicurinya elemen tower oleh maling,” sebutnya.
Ia mengatakan, saat ini tercatat sekitar 30 ribuan pelanggan PLN di bawah pengelolaan PLN rayon Perawang. “Bila listrik padam, berbagai aktivitas puluhan ribu masyrakat itu tentunya akan terganggu,” katanya.
Sementara itu, Kapolsek Tualang Kompol Jujur Hutapea mengaku bingung dengan kasus itu. Pihaknya tidak dapat mendeteksi pelaku karena waktu pencuriannya tidak diketahui. Sedangkan dalam laporan hanya diperkirakan pada Maret 2018. "Lokasi juga jauh dari pemukiman. Namun kami telah melakukan penyelidikan, turun ke TKP," kata dia.
Dia mengakui setelah 3 minggu melakukan penyelidikan belum ada dugaan terhadap pihak tertentu yang melakukannya. Seluruh penampung besi di daerah Tualang sudah didatanginya.
"Kami mencari informasi ke luar wilayah Tualang. Kami juga bekerjasama dengan Bhabinkamtibmas di masing-masing desa. Mudah-mudahan segera mendapat titik terang," kata dia.
Anggota DPRD Riau, H Mansyur, kaget kala dikonfirmasi tentang pencurian elemen belasan tower SUTT di Kecamatan Tualang.
Ia mengatakan, pencurian itu tidak bisa ditolerir. Sebab, bisa berakibat terganggunya kepentingan masyarakat luas. "Bila padam total, yang menderita kan masyarakat keseluruhan," katanya.
Mansyur berharap, pelaku pencurian segera diringkus oleh aparat kepolisian. "Kita minta, PLN sinergis dengan polisi dalam upaya pengamanan dan pengawasan tower-tower tersebut," katanya.
Kekagetan serupa juga datang dari Ketua DPRD Siak, Indra Gunawan. "Ini bukan perkara main-main yang sama dengan pencurian ayam. Ini kasus yang mesti dikejar, karena yang digerogoti objek vital negara," kata dia.
Ia meminta kepolisian serius menangani perkara itu. Menurut dia, perkara itu bukan pencurian biasa melainkan dapat merugikan ribuan pelanggan PLN.
Indra juga berencana mencari tahu langsung kasus itu kepada pihak PLN dan kepolisian. Ia juga meminta Pemkab Siak berkoordinasi kepada aparatur camat dan pemerintahan kampung, untuk mewaspadai terjadinya pencurian itu.
"Harus bersama-sama. Jangan serahkan kepada PLN dan Polisi saja. Kepala kampung juga harus giat menjaga kondisi kampungnya dengan mengerahkan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kampung," kata dia.
Dia juga meminta agar kepala Kampung rajin berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan pihak kepolisian.
"Kan ada Babinkamtibmas, jadi kepala kampung harus berkoordinasi dengannya. Camat dengan Kapolsek. Jadi harus bersama-sama," kata dia.
Penulis | : | Bhimo |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Hukum, Riau, Kabupaten Siak |