Alfedri
|
SIAK (CAKAPLAH) - Bupati Siak Alfedri menyampaikan kabut asap yang terjadi di Siak masih di bawah ambang membahayakan bagi kesehatan masyarakat. Sehingga belum ada kebijakan untuk meliburkan anak sekolah.
Pernyataan Bupati Siak itu berbanding terbalik dengan pernyataan Kepala Dinas Kesehatannya Tonny Chandra. Sebab,Tonny menyampaikan kebakaran lahan dan hutan yang menyebabkan kabut asap itu sudah mengganggu kesehatan masyarakat.
"Upaya yang sudah dilakukan mengatasi Karhulta di Siak kita sudah berkoordinasi dengan BPBD, Manggala Akni,TNI/Polri dan Masyarakat Peduli Api. Dan di Siak pun tidak terlalu banyak titik api dan masih di bawah ambang membahayakan. Lahan dan hutan yang terbakar di Siak masih sekitar 50-an hektar," cakap Bupati Siak, Alfedri, Jumat (2/8/2019).
Alfedri juga mengatakan, kebanyakan lahan yang terbakar itu merupakan milik masyarakat dan sedikit dari lahan konsesi perusahaan. Seperti di PT WSSI itu di luar inti, di Kecamatan Dayun masih di seputaran Ekawana, dan di wilayah cagar biosfer.
"Untuk di lahan cagar biosfer, yang besar terbakar itu di Kabupaten Bengkalis, di wilayah Siak ada terbakar tapi masih kecil. Dan sekarang di daerah di Paluh juga terbakar sekitar 6 hektar. Mudah-mudahan semuanya lekas padam apinya," sebut Alfedri.
Ia juga meminta para pelaku pembakaran hutan dan lahan ditindak dengan tegas supaya ada efek jera, sebab Alfedri menilai dengan terjadinya kebakaran sudah banyak merugikan masyarakat banyak maupun pemerintah.
"Seperti kejadian kebakaran di PT WSSI sudah ditangani pihak polisi, kita minta ditindak tegas karena sudah banyak biaya dan sumber daya yang dikerahkan untuk memadamkan api," kata Alfedri.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak, Toni Chandra katakan bahwa kabut asap sudah mengganggu kesehatan di tengah masyarakat. Ia mengaku sudah ada masyarakat yang terserang penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).
"Jumlah pastinya saya tidak begitu tahu, tapi sudah ada yang terjangkit penyakit ISPA, ada yang ringan ada yang berat tapi masih dalam tahap bisa ditangani, tapi kita upayakan segera diketahui berapa jumlahnya yang terserang ISPA akibat kabut asap dan yang sudah ditangani," cakap Toni Chandra, Jumat (2/8/2019).
Kata Toni, Dinas Kesehatan sudah mengupayakan seluruh puskesmas untuk bersiaga untuk bekerja, terutama menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan asap dan mempersiapkan masker untuk dibagikan ke masyarakat.
"Saat ini kami menunggu jawaban Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sejauh mana kondisi ISPU, kalau sudah disampaikan membahayakan kami akan mengirimkan surat ke Dinas Pendidikan untuk meliburkan sekolah," sebutnya.
Ia juga mengatakan bahwa kabut asap ini sangat mengganggu kesehatan khususnya bagi wanita hamil dan anak-anak balita. Dan ia juga mengimbau kepada masyarakat agar mengurangi aktifitas di luar rumah dan jika ada gejala batuk, pilek atau sesak nafas untuk segera menghubungi tim kesehatan terdekat.
"Kami imbau kepada masyarakat yang di daerah tertentu yang kabut asapnya tebal tidak terlalu banyak beraktifitas di luar rumah, dan jika sudah ada gejala batuk, pilek atau sesak nafas untuk segera ke tim kesehatan yang ada di wilayah terdekat agar segera ditangani. Dan pelayanan kita buka 24 jam baik puskesmas maupun rumah sakit," sebut Toni.
Penulis | : | Alfath |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Kabupaten Siak |