Cerita Pilu Popi, Ibu Hamil yang Terkena Virus Rubella saat Hamil
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Imunisasi vaksin Measles Rubella (MR) Rubella saat ini terus digalakkan oleh Dinas Kesehatan (Diskes) Riau. Hal ini mengingat dampak yang terjadi jika seorang anak terkena virus ini bisa menyebabkan disabilitas pada seorang anak.
Seperti cerita Popi yang terinfeksi virus rubella saat kehamilan sehingga berakibat pada kelainan bawaan sejak lahir pada anaknya. Di hadapan wartawan, Popi menceritakan bagaimana dirinya bisa terinveksi virus Rubella.
"Saat hamil 2 bulan, saya masih mengajar di salah satu sekolah swasta. Saya mengajar di ruangan tertutup dan ber AC. Tak ada sirkulasi udara di ruangan belajar tersebut. Saat itu kebetulan ada anak yang sakit campak. Sebagai seorang guru tentu saya harus berinteraksi dengan anak tersebut. Saya coba komunikasi dengan anak tersebut menanyakan bagaimana keadaannya. Apakah yang dirasakan dan sebagainya," ujar Popi memulai cerita.
Ia mengatakan selang beberapa minggu dirinya jatuh sakit dan merasakan nyeri sendi, demam naik turun dan ada ruam merah di beberapa bagian tubuh.
"Akhirnya saya dan suami pergi ke dokter untuk berobat. Disana saya ditanya apa aktivitas saya sebelum sakit. Setelah saya ceritakan dokter tersebut mengatakan bahwa seorang ibu hamil memang dilarang berinteraksi dengan orang yanh sakit campak. Akhirnya saya menjalani tes darah dan ternyata positif terkena Rubella," ungkapnya.
Lanjutnya, ia bersama suami sudah diberi penjelasan akibat dari virus ini terhadap perkembangan anaknya jika sudah dilahirkan. Namun dirinya dan suami tetap mempertahankan kehamilannya dan akhirnya hari bahagia itupun tiba. Popi melahirkan dengan selamat.
"Di usia 2 bulan, keanehan mulai terlihat. Anak kita tidak merespon setiap dibunyikan kerincingan mainan. Hingga umur 3 bulan juga begitu. Tapi kami berpikir mungkin karena masih bayi. Hingga akhirnya suatu hari tetangga mengatakan anak kami sombong, karena setiap dipanggil tidak menoleh. Kami serasa mendapat sentilan dan Allah. Akhirnya kami langsung periksakan anak kami ke Awal Bros namun saat itu di rumah sakit tersebut tidak tersedia alat dan hanya di RS Eria Bundalah alatnya ada. Akhirnya anak kami dibawa kesana dan ternyata positif anak kami tidak bisa mendengar dan ini disebabkan oleh virus Rubella," cakapnya.
"Kami langsung bawa anak kami ke Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan secara keseluruhan," imbuhnya.
Sejak saat itulah, Popi terus berusaha memberikan penanganan dan pengobatan untuk anaknya berapapun biayanya. Mulai dari terapi pendengaran hingga menggunakan alat bantu dengar.
Untuk itulah dirinya berpesan agar orangtua lain mau mengimunisasi anaknya dengan vaksin MR untuk mencegah terjadinya penularan rubella dari anak kepada ibu hamil agar tidak menginfeksi janin dan melahirkan anak dengan cacat bawaan.
"Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Vaksin MR sangat perlu. Kita semua tentu tidak mau anak kita mengalami hal ini. Sebelum semua terlambat," pungkasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Serba Serbi, Riau |