Ilustrasi/int
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Garis pantai provinsi Riau terbentang sepanjang 2.713 kilometer. Namun potensi tersebut belum tergali secara maksimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah pesisir.
Misalnya budidaya air payau, potensi 80.748,96 hektare (ha), sedangkan pemanfaatannya baru 1.905,34 Ha atau 2,36 persen.
Kemudian budidaya air laut memiliki potensi 118.449,10 Ha, pemanfaatannya baru 1.600,97 Ha.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Riau, Herman, kepada CAKAPLAH.com mengatakan, untuk pemanfaatan potensi ekonomi pesisir pihaknya telah memetakan beberapa komoditi unggulan di daerah pesisir.
Potensi budidaya air payau terdapat di Rokan Hilir (Rohil), Indragiri Hilir (Inhil), Bengkalis dan Dumai. Di wilayah itu komoditi unggulan yang akan dikembangkan yakni udang vaname.
Sedangkan untuk budidaya air laut, lanjut Herman, pihaknya akan mengembangkan budidaya kakap putih dan bawal bintang di Kepulauan Meranti.
"Dan kita sudah lakukan MoU dengan kementerian untuk kerjasama sentra budidaya air laut di Kepulauan Meranti," ujarnya.
Selain itu, kata Herman, komoditi unggulan lainnya yang akan dikembangkan yakni kerang darah di Rohil, dan kepiting di Inhil.
"Tak hanya itu kita juga akan kembangkan budidaya air tawar. Seperti di Kampar fokus pada komoditi ikan patin, kemudian di Kuansing ada ikan nila," cakapnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Riau |