Kepala Bank Indonesia Perwakilan Riau, Decymus.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah Provinsi Riau menyatakan Jawa Timur (Jatim) bisa menjadi opsi daerah pemasok sumber pertanian dan kebutuhan bahan pokok warga setempat. Sehingga ada disparitas harga di pasar.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Riau Decymus menanggapi acara Misi Dagang dan Investasi yang digelar oleh Jawa Timur di Provinsi Riau, Kamis (5/3/2020). Ia mengatakan, selama ini Riau hanya tergantung dan memasok kebutuhan pokoknya hanya dari provinsi tertentu saja seperti Sumbar dan Sumut.
"Terfokusnya sumber pasokan Riau selama ini sangat mempengaruhi harga yang rentan bergejolak jika ada gangguan distribusi. Yang akhirnya berakibat sangat rawan menyumbang inflasi," ujar Decymus.
Ia menyampaikan, dengan adanya misi dagang Jatim dengan Riau ini membuka peluang. Karena Jawa Timur hampir semua surplus bahan makanan, sementara Riau terbatas.
Maka lewat misi dagang dan investasi Jatim dan Riau itu, ia melihat akan ada penawaran lebih banyak lagi sumber kebutuhan. Artinya pilihan Riau terhadap bahan pokok jadi lebih banyak.
"Jadi nanti harga bahan pokoknya juga akan lebih bersaing ketimbang mengandalkan provinsi tertentu," katanya.
Keuntungan lainnya, lanjut dia, lewat misi dagang ini tentunya akan saling memberi dan menerima. Riau walau tidak semaju Jatim, juga berpotensi memasarkan produk lokalnya ke luar.
Riau bisa memulai dengan memasarkan barang-barang yang sifatnya unik dan belum ada di provinsi lain, misalkan sagu, kelapa, pinang dan kopi.
"Kita memang tidak bisa bicara cabai atau beras karena akan kalah. Tapi Riau punya barang unik, hanya belum diketahui. Seperti ada udang Paname, sagu, kopi Liberika dan pinang yang cuma ada di sini," cakapnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Lingkungan, Riau |