Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur bulan Maret 2020. (Youtube Bank Indonesia)
|
(CAKAPLAH) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah signifikan di perdagangan pasar spot Kamis, (19/3/2020). Apa yang terjadi dengan mata uang Tanah Air?
Pada Kamis (19/3/2020) pukul 14:52 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 15.850. Rupiah melemah 4,28% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, depresiasi nilai tukar tidak hanya dialami oleh rupiah. Pasar keuangan global secara keseluruhan memang sedang tertekan dahsyat akibat penyebaran virus corona yang semakin luas.
"Investor global memang sedang menghadapi tekanan ketidakpastian sangat tinggi. Dow Jones anjlok, premi risiko meningkat sangat-sangat tinggi," kata Perry dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Maret 2020.
Pelaku pasar, lanjut Perry, melepas aset-aset keuangan. Baik itu mata uang, saham, obligasi, dan sebagainya untuk beralih ke uang tunai. "Cash is king," ujarnya.
Kecenderungan ini, tambah Perry, bukan karena ada masalah fundamental di perekonomian Indoesia atau global. Melainkan murni kepanikan pasar karena dinamika penyebaran virus corona sangat cepat.
"Bukan masalah fundamental, tetapi memang cenderung kepanikan. Itu menyebabkan tekanan yang ada sekarang," tuturnya.
Apa yang dilakukan BI untuk menjaga rupiah dalam periode penuh turbulensi ini?
"Memastikan mekanisme pasar terjaga, likuiditas terjaga, triple intervension kami lakukan. Kami pastikan bagaimana penentuan nilai tukar di pasar itu konvergen. Dari pagi sampai sore BI selalu ada di pasar. Menjaga confidence, mekanisme pasar, an kecukupan likuiditas," papar Perry.