Budiman Sudjatmiko
|
Jakarta (CAKAPLAH) - Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menjadi Komisaris Independen PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V).
Hal itu terungkap dari salah satu unggahan akun Direktur Utama PTPN V Jatmiko K Santosa @jatmikosantosa pada Jumat (22/1/2021).
"Welcome aboard Mas Chief @budimansudjatmiko_ selaku Komisaris Independen di PTPN V," ujar Jatmiko dalam unggahannya.
Dalam unggahan itu, Jatmiko melampirkan ucapan selamat dari komisaris, direksi, sevp, dan karyawan PTPN V atas diangkatnya Budiman.
Budiman merupakan pria kelahiran Cilacap, Jawa Tengah pada 10 Maret 1970. Ia merupakan politisi PDIP yang pernah menyusun Undang-Undang Desa dan mendirikan gerakan Inovator 4.0 Indonesia.
Ia juga dikenal sebagai salah satu aktivis reformasi pada masa Orde Baru. Ia pernah diduga dikambinghitamkan dalam peristiwa penyerbuan kantor PDI dan kemudian divonis dengan hukuman 13 tahun penjara pada 1996 silam.
Secara terpisah, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan Budiman merupakan sosok yang dekat dengan masyarakat desa. Hal ini cocok dengan PTPN V yang banyak berhubungan dengan petani plasma.
"Mas Djatmiko ini adalah mantan anggota DPR yang memang kuat berhubungan dengan desa. Kita tahu, UU Desa saja beliau yang menggagas. Kami melihat beliau mampu untuk mengorganisir masyarakat desa," ujar Arya.
Lebih lanjut, Arya juga berharap, dukungan Budiman akan meningkatkan kualitas dari plasma ke depan.
"Beliau bisa men-support, berhubungan dengan masyarakat desa yang di plasma ini," ujarnya.
Sementara itu melansir situs resmi perusahaan, PTPN V merupakan perusahaan pelat merah yang didirikan sejak 1966. Mulanya, PTPN V dimiliki oleh pemerintah, namun kini berada di bawah holding PTPN III.
Seperti perusahaan perkebunan lainnya, PTPN memiliki lahan perkebunan atas berbagai komoditas, seperti kelapa sawit hingga karet. Tercatat, BUMN itu memiliki 78,34 ribu hektare (ha) lahan kebun inti sawit per November 2019.
Rinciannya, berupa lahan TM 57,41 ribu ha, TBM 17,54 ribu ha, TB/TU.TK 2.736 ha, areal bibitan 127,4 ha, dan areal nonproduktif 517 ha. Untuk mengolah hasil perkebunan kelapa sawit, perusahaan memiliki 12 unit pabrik
"Total kapasitas olah terpasang sebesar 570 ton TBS per jam dengan hasil olahan berupa minyak sawit dan inti sawit," ungkap perusahaan.
Perusahaan juga memiliki satu pabrik olahan lanjutan inti sawit, yaitu untuk mengolah palm kernel oil. Kapasitas pabrik itu mencapai 400 ton inti sawit perhari dengan hasil olahan berupa Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM).
Selain sawit, perusahaan juga memiliki kebun inti karet dengan total luas areal 8.184 ha. Terdiri dari TM seluas 5.215 ha, TBM seluas 2.898 ha, TB/TU/TK 68 ha, dan bibitan 3 ha.
Dari perkebunan, PTPN mencatatkan pendapatan sekitar Rp4,15 triliun pada 2019. Pada 2020, pendapatan ditargetkan naik sekitar 16,25 persen menjadi Rp4,8 triliun, namun belum ada publikasi pendapatan tahun lalu.
Pendapatan itu tak semua didapat dari kerja keras perusahaan saja, namun para petani yang menjadi petani plasma binaan perusahaan.
Usai penunjukkan, Budiman sendiri berkomitmen akan memberdayakan ekonomi masyarakat di sekitar perkebunan. Ia juga ingin mengembangkan inovasi bioteknologi tanaman perkebunan untuk mendukung bisnis PTPN V.
"Saya dengan tim di belakang saya akan membantu soal inovasi bioteknologi tanaman perkebunan kita dan pemberdayaan ekonomi rakyat di sekitar perkebunan. Kebetulan itu yang jadi interest saya dan tim saya," cuit Budiman di akun Twitter pribadinya, @budimandjatmiko.
Editor | : | Jef Syahrul |
Sumber | : | cnnindonesia.com |
Kategori | : | Ekonomi |