Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi VIII DPR, Senin (15/3/2021).
|
JAKARTA (CAKAPLAH) - Sekalipun masih dalam kondisi pandemi Covid-19, namun Kementerian Agama (Kemenag) saat ini tengah mempersiapkan penyelenggaraan pemberangkatan calon jemaah haji 1442 Hijriah. Ada kemungkinan biaya tahun ini akan lebih mahal dibandingkan ibadah haji sebelumnya.
Demikian disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR, Senin (15/3/2021). Dijelaskannya, penerapan protokol kesehatan pada para peserta haji kemungkinan akan berdampak pula pada Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Terdapat 4 hal yang dapat mempengaruhi BPIH yakni pembatasan kuota, penerapan protokol kesehatan, pajak, dan kurs mata uang.
"Dapat dimaklumi bersama bahwa penyelenggaraan ibadah haji di masa pandemi seperti tahun ini akan berkonsekuensi pada pembiayaan," kata Yaqut.
Hingga saat ini pemerintah Indonesia, diakuinya, masih belum menerima keterangan resmi dari Pemerintah Arab Saudi tentang penyelenggaraan ibadah haji tersebut. Namun segala persiapan sudah dilakukan pihaknya.
"Seberapa pun tipis kemungkinannya, kami masih tetap berusaha menyiapkan penyelenggaraan haji pada tahun ini," terang Yaqut.
Pemerintah Indonesia, menurutnya sangat optimis penyelenggaraan ibadah haji 1442 hijriah tahun ini akan diselenggarakan oleh Pemerintah Arab Saudi lebih terbuka dibanding pada tahun 2020 lalu. Dimana Pemerintah Arab Saudi sebelumnya membatasi pelaksanaan ibadah haji hanya diperbolehkan untuk masyarakat yang berada di wilayah tersebut.
"Pemerintah optimistis kemungkinan diselenggarakannya haji tahun ini masih sangat terbuka," ungkapnya.
Salah satu faktor yang membuat optimis adalah rencana Arab Saudi untuk kembali membuka akses bagi penerbangan internasional pada 17 Mei 2021. Selain itu Arab Saudi juga telah melakukan program vaksinasi Covid-19.