PEKANBARU (CAKAPLAH) - Tidak terasa tahun 2021 akan segera berakhir dalam hitungan jam. Banyak kejadian dan peristiwa yang kita alami selama kurun 2021 di Indonesia, khususnya di Riau.
Masalah Covid-19 jelas masih menjadi catatan penting selama 2021. Kasus covid yang fluktuatif, sangat berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat yang ikut terganggu. Apalagi kebijakan-kebijakan yang membatasi ruang gerak publik cukup meresahkan. Kini, publik berharap program vaksinasi nasional bisa secepatnya tuntas agar kehidupan ini normal tanpa harus berfikir keras lagi bagaimana cara menghadapi varian baru dari virus yang membuat gaduh dan banyak menimbulkan korban jiwa tersebut.
Bagaimana tidak, saat pandemi menyerang, masyarakat harus menghadapi pembatasan ruang gerak dalam beraktifitas. UMKM hingga industri besar khususnya yang bergerak dibidang jasa juga nyaris kolaps akibat corona. Masyarakat kelas menengah ke bawah juga pusing harus bertahan hidup disaat pandemi. "Saat kondisi normal saja kita harus bertungkus lumus baru bisa hidup layak, apalagi dengan pembatasan ini" begitulah cakap-cakap masyarakat kita.
Jelang akhir tahun tepatnya triwulan IV 2021 kita juga dikagetkan munculnya varian baru dari Covid, bernama omicron. Belum masyarakat Indonesia tenang bernafas karena akan berpisah dengan Covid-19, muncul lagi informasi omicron yang katanya lebih berbahaya dari varian sebelumnya itu sudah masuk ke tanah air.
Sama - sama kita ketahui, Provinsi Riau pernah bertengger di rangking 1 se Indonesia tingkat positif Covid-19. Bahkan mengalahkan Jawa yang jumlah penduduknya puluhan juta. Mudah - mudahan, di tahun 2022, Riau bisa jadi provinsi yang terbaik dalam penanganan covid-19, dari pencegahan, sampai tingkat vaksinasi di Indonesia.
Belum tenang dengan hebohnya omicron, kondisi psikologis publik tanah air dibikin tak enak hati karena kalahnya Timnas Indonesia atas Thailand di final leg I piala AFF leg dimana Indonesia takluk dengan skor 0 - 4. Bagaimana bisa, dengan jumlah penduduk Indonesia yang 270 juta jiwa, tidak mampu mencari 11 pemain dengan kualitas oke yang mampu membuat negeri ini tersenyum lebar dengan suguhan prestasi cemerlang, gemilang dan terbilang itu.
Masih ada harapan? tentu saja masih ada walaupun kecil kemungkinan kita bisa membalikkan keadaan. Semoga saja di leg nanti Indonesia bisa menang 6 - 0 dari Thailand, Aamin.
Selain dua persoalan diatas, selama 2021 setidaknya ada 3 hal yang menjadi top score yang mengguncang bumi lancang kuning. Jika kita ingat, ditangkapnya Sekda Riau, Yan Prana, Bupati aktif, serta beberapa mantan bupati di Riau, juga yang lain.
Bahkan masih banyak kasus korupsi yang belum diputuskan masa penyidikan dan penyelidikan, baik di KPK, Kejaksaan, dan kepolisian. Hal ini tentu saja bisa menjadi bola liar nantinya di tahun 2022.
Kemudian, masih terjadinya Karhutla di Provinsi Riau. Walau tidak menimbulkan dampak seperti tahun-tahun yang sebelumnya, akan tetapi, masih memerlukan dana dan operasi besar untuk menghambat Karhutla tidak terjadi, kecuali sedikit aman kalau musim hujan tiba.
Biasanya akhir tahun, dan 2022 akan sama, perlu dana dan operasi besar untuk menahan Karhutla tidak menjadi besar, serta akibatnya. Pemerintah akan segera membuat siaga Karhutla di awal tahun ketika musim kemarau akan datang.
Kemudian, persoalan narkoba. Sama susah menahannya kalau tidak dilakukan secara serius, semua lini dan masif. Bagaimana pun, Riau tetap rangking 10 besar di Indonesia dari persoalan narkoba. Baik pengedar, bandar dan pemakai. Dari tahun ke tahun sama saja.
Banyaknya proyek strategis yang belum selesai di akhir tahun yang seharusnya selesai juga harus jadi perhatian, seperti proyek IPAL di Pekanbaru, proyek - proyek strategis Pemprov Riau lainnya, antara lain, quran center, bisa jadi jalan-jalan dan jembatan proyek kabupaten kota se-Riau juga begitu.
Sampai saat ini, kita kurang informasi tentang hal itu, yang mana sudah selesai, yang mana yang belum selesai, sehingga perlu tambahan waktu. Karena tidak transparannya informasi yang didapat.
Tak hanya itu, dari sisi anggaran dikatakan hampir 70 - 90 % APBD sudah digunakan, banyaknya musibah banjir dan lainnya terjadi dan ini penyakit tahunan yang dari tahun ketahun tidak bisa dicegah. Mencegahnya hanya memberi bantuan kalau terjadi bencana.
Persoalan lain, belum jelasnya apa yang didapat dari Blok Rokan juga menjadi perhatian. Tersekatnya DBH dari pusat, kemudian DBH sawit yang masih samar- sama menunggu PP dari pusat, juga harus jadi perhatian.
Belum pastinya konversi bank Riau Kepri menjadi bank syariah, masih abainya pemprov terhadap venus PON akan diapakan ke depan, dihibahkan atau dikelola secara profesional ke depan atau cuma menjadi tugu bahwa di situ pernah dilakukan PON.
Belum lagi soal belum selesainya ruas jalan tol yang direncakan dapat digunakan di 2021 ternyata molor menjadi tahun depan hanya karena persoalan ganti rugi, dan belum pastinya ruas tol lain yang akan dilaksanakan ke depan sampai saat ini tidak tahu perkembangannya yang katanya akan dibangun.
Juga terkait geliatnya mesin partai dan ketua partai untuk menyambut 2022 karena mulai tahapan Pemilu dan lain untuk 2024, mati nya beberapa sektor ekonomi 2021 akibat Covid-19 yang kita juga belum bisa prediksi tahun 2022 akan membaik, sibuknya tukar mesin jabatan di pemprov dan kabupaten kota se Riau yang kita juga menunggu hasilnya di tahun 2022. Apa hasilnya akan lebih baik atau sama saja dengan 2021 kinerjanya.
Kemudian, belum nampaknya hasil pemimpin baru dari Pilkada bupati dan walikota se Riau tentang apa yang sudah dilakukannya dari janji mereka seperti yang tertuang di dalam visi dan misinya. Bahkan isu yang terkuak di luar, ada bupati yang masih diatur oleh bupati sebelum untuk menentukan kebijakan.
Bahkan ada bupati dalam tugasnya diisukan diatur oleh Timses, bahkan ada yang kerjanya belum nampak sudah ingin jadi gubernur. Ini hanya isu.
Bahkan sudah ada selentingan sudah ada yang pecah kongsi antara orang nomor 1 dengan nomor 2 di beberapa wilayah karena jabatan dan kegiatan/proyek. Dan ini juga isu, bahkan diprediksi tahun 2022 bahkan lebih banyak lagi. Baik gara - gara politik dan lain - lain.
Maka, dari semua ini, marilah kita berdoa semoga tahun 2022 yang tinggal beberapa jam lagi, hal-hal di atas baik fakta ataupun isu tidak terjadi lagi ke depan, membuat Riau lebih baik dari sebelumnya.
Selamat tahun baru 2022, semoga sukses dan berjaya menuju visi riau 2025. Yakusa.
Penulis | : | Zukarnain Kadir, pensiunan ASN Riau. |
Kategori | : | Cakap Rakyat |