Section Head Communication dan Relation PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, AgustiawanÂ
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Tahun ini PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Regional Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) menargetkan jumlah Pertashop di wilayah setempat mencapai 1.400 titik.
Informasi ini disampaikan Section Head Communication dan Relation PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Agustiawan kepada CAKAPLAH.COM, Selasa (22/2/2022). Ia menjelaskan untuk saat ini jumlah Pertashop di wilayah Sumbagut baru mencapai 650 titik. Target tahun ini merupakan target lanjutan karena sebelumnya belum dapat dicapai.
"Pertashop ini adalah titik penyalur BBM Pertamina ke desa-desa selain SPBU, dengan syarat jaraknya minimal 5 kilometer dari SPBU terdekat. Tahun ini kami kembali diberikan target besar yaitu 1.400 titik, dimana angka ini merupakan target tahun lalu namun tidak tercapai," ujar Agustiawan Selasa (22/2/2022).
Menurutnya Pertashop merupakan upaya perseroan membantu masyarakat di pedesaan, guna mendapatkan bahan bakar lebih berkualitas namun dengan harga sesuai standar yang sama se-Indonesia.
Karena saat ini yang terjadi, orang-orang di pedesaan harus membeli BBM dari penjual eceran tapi harganya lebih tinggi dibandingkan di SPBU.
Sedangkan kualitas BBM yang didapatkan pembeli tidak sesuai dengan harga yang dibayarkan. Awalnya Pertamina menargetkan program OVO atau one village one outlet dengan artian satu desa satu Pertashop.
Tetapi pada kenyataannya program ini tidak mudah untuk direalisasikan di lapangan. Sejumlah kendala yang dihadapi PPN misalnya, untuk pengajuan Pertashop, pemiliknya harus berbadan hukum seperti PT, atau CV, atau badan usaha desa.
Akibatnya respons publik kurang begitu baik dengan adanya syarat tersebut. Kemudian setiap titik juga mewajibkan lahan dengan luas minimal 15x15 meter, dan biaya untuk pengadaan modular BBM dengan harga mulai Rp230 jutaan.
"Saat ini kami mulai membuat program stimulus agar minat masyarakat membuat Pertashop di desa dapat meningkat. Misalnya dengan stimulus bagi kemitraan yang sudah berjalan dan ingin mengembangkan titik baru, bisa mendapatkan pinjaman bank dengan plafond hingga Rp250 juta. Skemanya pembiayaan 3 tahun dan biaya kredit hanya 6 persen," Cakapnya.
Dia mengakui keuntungan pemilik Pertashop saat menjual Pertamax lebih tinggi dibandingkan SPBU, yaitu Rp850 perliter dan di SPBU hanya Rp450 perliter.
"PPN akan mencoba strategi lain untuk meningkatkan jumlah titik Pertashop di Sumbagut, salah satunya dengan menggandeng Pemda untuk dapat mendorong masyarakat membuka titik Pertashop baru di desanya," ungkapnya.
Serta dengan menambah jenis produk yang bisa dijual di Pertashop. Dimana sebelumnya hanya menjual BBM jenis Pertamax, kedepan akan ditambahkan Dexlite dan Pertamina Dex, serta elpiji Bright Gas.