![]() |
BENGKALIS (CAKAPLAH) - Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Kesehatan menggelar kegiatan sosialisasi sekaligus pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional atau BIAN. Pelaksanaan BIAN dibagi dalam 2 tahap dimana Sumatera termasuk Kabupaten Bengkalis masuk dalam tahap I dimulai dari bulan Mei 2022.
Selain Sumatera, propinsi lainnya yang masuk tahap I adalah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Sedangkan untuk tahap II, berlangsung pada Agustus 2022 untuk wilayah Jawa dan Bali. BIAN ini sendiri dilakukan dalam rangka meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak. Hal ini disebabkan saat pandemi Covid-19 terjadi penurunan cakupan imunisasi dasar lengkap.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Irawadi mengatakan, berdasarkan data rutin terbaru Kementerian Kesehatan RI cakupan imunisasi dasar lengkap telah menurun secara signifikan sejak awal pandemi Covid-19, dari 84,2% pada tahun 2020 menjadi 79,6% pada tahun 2021.
Dikatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan ini, antara lain gangguan rantai pasokan vaksin, aturan pembatasan kegiatan dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan, yang menyebabkan penghentian sebagian layanan vaksinasi pada puncak pandemi Covid-19.
“Kemudian sebagian orang tua juga ada yang enggan membawa anak ke fasilitas kesehatan karena takut tertular Covid-19,” ujarnya saat acara Sosialisasi Bulan Imunisasi Anak Nasional tingkat Kabupaten Bengkalis, pekan lalu.
Secara umum, sambung Irawadi, penurunan cakupan imunisasi dasar ini lengkap ini juga terjadi di Bengkalis. Namun, penurunan ini belum sampai berdampak pada terjadinya peningkatan kasus penyakit.
“Alhamdulillah, untuk Kabupaten Bengkalis berdasarkan data yang kita miliki, penurunan cakupan ini belum berdampak pada peningkatan kasus,” ujarnya.
Namun demikian, Irawadi mewanti-wanti tidak mustahil peningkatan kasus akan terjadi seperti di beberapa daerah lain di Jawa. Untuk itu, dirinya menghimbau kepada seluruh pihak untuk turut mensukseskan kegiatan BIAN ini. Pemerintah, kata Irawadi, telah menyiapkan pedoman pelaksanaan BIAN dan petugas kesehatan yang terlatih untuk memastikan bahwa keluarga dapat dengan aman membawa anak-anak mereka ke fasilitas kesehatan untuk imunisasi.
“Sekali lagi saya menghimbau, khususnya orang tua anak untuk memastikan jadwal imunisasi anak tepat waktu,” katanya.
Adapun imunisasi yang akan diberikan selama periode BIAN adalah imunisasi tambahan berupa satu dosis imunisasi campak-rubella akan diberikan terlepas dari status imunisasi sebelumnya sesuai target berdasarkan rekomendasi yang ditetapkan untuk masing-masing wilayah. Kemudian imunisasi kejar (OPV, IPV DAN DPT-HB-Hib) akan diberikan untuk melengkapi status imunisasi anak usia kurang dari 5 tahun.
Dalam kegiatan sosialisasi ini, Irawadi mengatakan pihaknya melibatkan peserta dari Kepala UPT Puskesmas se-Kabupaten Bengkalis, pengelola program Puskesmas se-Kabupaten Bengkalis, perwakilan TP-PKK Kabupaten Bengkalis, perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis, dan perwakilan Kemenag Kabupaten Bengkalis.
Sedangkan untuk narasumber, menghadirkan Yufrizal Putra - UNICEF Indonesia (consultant), dr Siska Handayani (Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Riau) serta Linda (Pengelola Program Imunisasi Provinsi Riau)
Sementara itu, Yufrizal Putra dalam pemaparannya mengatakan, mayoritas wilayah Indonesia berisiko tinggi terjadi penularan virus campak dan polio dan telah terjadi peningkatan kasus yang signifikan di awal tahun 2022. Kemudian kasus difteri yang dilaporkan semakin meningkat dan pada tahun 2022 sudah 20 provinsi yang melaporkan.
Bila situasi ini dibiarkan maka penularan penyakit akan semakin meluas. Resiko bagi Indonesia adalah gagal mencapai target eliminasi campak - rubella pada tahun 2023, gagal mempertahankan Indonesia Bebas Polio yang telah dicapai sejak 2014, menjadi perhatian dunia internasional bila sampai ditemukan satu saja kasus polio. Kemudian, peningkatan kasus dan KLB dapat menjadi beban ganda di tengah pandemi yang belum selesai.
Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) menurut Yufrizal merupakan solusi dalam upaya mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi. Melalui BIAN maka akan bermanfaat dalam hal menghentikan transmisi virus campak dan rubella setempat (indigenous) di semua kabupaten/kota di wilayah Indonesia pada tahun 2023 dan mendapatkan sertifikasi eliminasi campak dan rubella/CRS pada tahun 2026 dari SEARO. Kemudian mempertahankan Indonesia Bebas Polio dan mewujudkan eradikasi polio global pada tahun 2026 serta mengendalikan penyakit difteri dan pertusis. (Infotorial)
Penulis | : | Agustiawan |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Bengkalis |










































01
02
03
04
05




