![]() |
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Asistrn Teritorial (Aster) Panglima TNI Mayjen TNI Purwo Sudaryanto mengajak masyarakat Provinsi Riau mengonsumsi daun kelor untuk mencegah stunting.
Hal ini diungkapkannya dalam kunjungannya ke Riau dalam agenda Komunikasi Sosial (Komsos) TNI dengan Komponen Masyarakat Pekanbaru Provinsi Riau Tahun Anggaran 2022, di Balai Serindit Senin (14/11/2022).
Purwo Sudaryanto menyayangkan masyarakat yang tidak memperdulikan keberadaan tumbuhan di sekitarnya, dalam hal ini yaitu daun kelor yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan nutrisi dan gizi masyarakat.
"Salah satu yang mengandung nutrisi sangat tinggi itu daun kelor. Daun kelor ini nutrisinya sangat tinggi. Ini malah kita tidak pedulikan, justru ini diekspor. Yaitu pengekspornya dari NTT dan Palu. Justru itu di lingkungan kita, kita tidak perhatikan, padahal daun kelor bagus untuk cegah stunting," tuturnya pada Senin (14/11/2022).
Ia juga memberitahu bahwa salah satu daerah yang telah memanfaatkan penggunaan daun kelor, dan telah terbukti berhasil menurunkan tingkat stunting yaitu Kabupaten Kampar.
"Tadi malam saya sempat ngobrol - ngobrol dengan pak bupati Kampar, beliau sudah menerapkan ini dalam waktu beberapa bulan, dalam 3 bulan 4 bulan sudah menurun. Nah ini sangat bagus," jelasnya.
Melihat contoh tersebut, ia berharap pemerintah Provinsi Riau dapat menerapkan pemanfaatan daun kelor agar tingkat stunting, baik di daerah maupun di tingkat nasional dapat menurun sesuai perkiraan pemerintah.
"Makanya mari kita dorong upaya ini sehingga di 2024 ini bisa turun sesuai perkiraan pemerintah yaitu di 14 persen," katanya.
Sementara, Gubernur Provinsi Riau menyampaikan, bahwa berdasarkan data tahun 2021, tingkat stunting Provinsi Riau sebesar 22,3 persen berada di bawah capaian nasional sebesar 24,4 persen.
"Saat ini percepatan peduli stunting menjadi program prioritas nasional, dimana berdasarkan hasil studi statistik di indonesia tahun 2021 preferensi stunting Provinsi Riau sebesar 22,3 persen berada di bawah capaian nasional sebesar 24,4 persen dan berada pada urutan 10 terbawah secara nasional, namun berada di atas standar WHO," ungkapnya.
Untuk diketahui, dari berbagai literatur, stunting atau kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi ternyata bisa dicat dengan daun kelor. Daun kelor ternyata memiliki segudang manfaat bagi kesehatan tubuh manusia, khususnya pada anak dalam masa pertumbuhan.
Hal tersebut dikuatkan dengan hasil yang dikeluarkan oleh Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan bahwa manfaat daun kelor bagi kesehatan di antaranya membantu perkembangan tubuh serta menjadi obat tradisional yang mampu mengobati berbagai macam penyakit.
Melalui situs website The National Centerfor Biotechnology Information (NCBI) terdapat sejumlah kajian tentang daun kelor (Moringa Oleifera). Salah satu makalah yang menarik untuk dibahas yakni penjelasan daun kelor pada urusan kemampuan perbaikan gizi atau mengatasi stunting serta kemampuan menyembuhkan sejumlah penyakit.
Sejak lama daun kelor sebenarnya sudah digunakan sebagai bahan pangan dan pengobatan. Namun memang hanya sedikit negara yang melakukan hal ini. Pemanfaatan daun kelor pun hanya dilakukan pada masyarakat lokal di belahan utara India, Nigeria, Mesir dan beberapa negara lain. Riset yang dilakukan oleh para peneliti, tidak ada resiko efek samping yang terjadi akibat dari penggunaan daun kelor. Baik dalam bentuk segar maupun kering daun kelor dapat memberikan manfaat gizi bagi kesehatan salah satunya untuk mencegah stunting.***
Penulis | : | Satria Yonela / Nurul Annisa |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |











































01
02
03
04
05


