Taipei: China Sedang Cari Alasan untuk Serang Taiwan. (Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/Ann Wang)
|
(CAKAPLAH) - Taiwan yakin China sedang mencari-cari "dalih melancarkan serangan" terhadap negaranya di masa depan.
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan ancaman militer China saat ini menjadi lebih serius dan bertambah lima kali lipat setelah lawatan sejumlah pejabat Amerika Serikat, termasuk Ketua DPR Nancy Pelosi, ke Taipei pada Agustus lalu.
"Dan kami cukup yakin bahwa China mungkin ingin menggunakan dalih lain untuk melatih serangan mereka di masa depan terhadap Taiwan. Jadi ini adalah ancaman militer terhadap Taiwan," ujar Wu dalam wawancara eksklusif dengan The Guardian yang dikutip Senin (12/12/2022).
Sejak China dibuat marah gegara lawatan Pelosi, pemerintahan Xi Jinping terus melancarkan provokasi militer dengan mengirimkan puluhan jet tempur hingga kapal perang ke dekat Taiwan. China juga sempat menggelar latihan militer besar-besaran di sekeliling wilayah Taiwan sebagai bentuk amarah Beijing atas lawatan Pelosi yang dianggap bentuk dukungan AS terhadap kemerdekaan Taiwan.
Wu menuturkan tidak hanya manuver provokasi militer, tapi "kombinasi tekanan" seperti sanksi ekonomi, serangan siber, perang kognitif, dan hukuman diplomatik dari China juga membuat Taiwan semakin terisolasi secara internasional.
Selain itu, jalur komunikasi China-Taiwan juga semakin berkurang terutama sejak Presiden China Xi Jinping mengamankan periode ketiganya dalam Kongres Partai Komunis pada Oktober lalu.
Wu mengatakan Taiwan sebelumnya mempertahankan beberapa jalur komunikasi melalui pebisnis dan akademisi Taiwan yang memiliki "hubungan baik dengan China".
Tetapi, sejak Xi terpilih lagi menjadi Sekjen Partai Komunis dan Presiden China pada Oktober lalu, Wu menuturkan telah terjadi pembersihan besar-besaran di jajaran partai dan pemerintah. Pintu-pintu dialog China-Taiwan juga telah ditutup, katanya.
"Itu karena sistem pemerintahan China yang begitu otoriter. Ini tidak seperti dulu ketika akademisi biasa dapat menulis rekomendasi kepada pemerintah pusat dan dapat menghubungi pembuat keputusan utama dan memberi tahu kami apa pemikiran para pemimpin puncak, hal-hal seperti itu," katanya seperti dikutip The Guardian.
"Dalam beberapa tahun ini, kami melihat bahwa akademisi China takut mengatakan hal yang berbeda selain propaganda China. Dan mereka memberi tahu kami dengan cara yang sangat jujur bahwa mereka tidak lagi terhubung dengan pemerintah pusat, atau bahkan jika mereka dapat terhubung dengan birokrasi pemerintah, birokrasi tersebut tampaknya tidak lagi mendapat kepercayaan dari pemimpin puncak," ucapnya lagi.
Menurut Wu, Xi saat ini menjadi pemimpin tertinggi dan "tidak ada yang berani menentangnya saat ini."
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Cnnindonesia.com |
Kategori | : | Internasional |