PEKANBARU (CAKAPLAH) - Perusahaan Korte Chocolate mendapat sorotan tajam dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo). Produknya yang diklaim "Palm Oil Free" mengundang kemarahan luas, memicu seruan agar pemerintah segera mencabut izin edarnya.
Stiker tanpa minyak sawit memberi kesan bahwa produk tersebut lebih sehat. Informasi lainnya yang dinilai Apkasindo merupakan menyesatkan dan merupakan bagian dari kampanye negatif kelapa sawit.
Didirikan pada tahun 2014 di Surabaya oleh Jeffry Lukito dan Suhadi Nugraha, Korte Chocolate menuai kecaman dari petani sawit di seluruh Indonesia. Dalam waktu kurang dari 24 jam setelah pengumuman produknya, media sosial petani sawit riuh dengan protes.
Ketua DPW Apkasindo Provinsi Papua, Albert Youku menegaskan bahwa Kementerian Perdagangan dan instansi terkait harus segera bertindak tegas terhadap perusahaan yang beroperasi di Indonesia ini. Ia menilai klaim "Palm Oil Free" sebagai bentuk penghinaan terhadap para petani sawit yang menyumbang besar pada ekonomi negara.
"Kami sangat tergantung pada ekonomi sawit, masa depan kami ada di sawit, dan negara ini sangat tergantung pada ekonomi sawit. Kok malah merek coklat ini seenaknya melabelkan palm oil free? Apa maksudnya?," tanya Albert.
Ketua DPW Apkasindo Provinsi Sulawesi Barat, Andi Kasruddin Raja Muda, seorang petani sawit dari Sulawesi Barat, mengkritik kurangnya pemahaman pemilik perusahaan terhadap industri sawit di Indonesia, yang merupakan produsen terbesar minyak sawit dunia. Ia menyoroti kelalaian BPOM dalam mengawasi produk semacam ini dan mendesak pencabutan izin edar.
"Pemilik perusahaan ini harus segera meminta maaf kepada petani sawit Indonesia, sebab label itu bentuk penghinaan kepada kami," tegas Andi Rajamuda.
Sementara, Dr. Gulat ME Manurung, C.IMA, Ketua Umum DPP Apkasindo mengecam lemahnya pengawasan BPOM. Ia mengingatkan bahwa kasus serupa terjadi pada tahun 2017 dan 2021, dan protes petani saat itu sangat kuat.
Gulat meminta pihak intelijen dan Satgas Pangan Indonesia untuk menyelidiki kampanye negatif terstruktur terhadap industri sawit.
"Semudah itukah perusahaan ini mengobok-obok sumber ekonomi bangsa ini? Semudah itukah mereka menyudutkan industri sawit yang sudah membuat negara ini kuat dari berbagai gangguan ekonomi global?," tanya Gulat, menyoroti urgensi pengungkapan dalang di balik upaya kampanye negatif terhadap sawit.
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serantau |