PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sebagai rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) 2023, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR) menggelar seminar bertema "Memperkuat Kelembagaan dan Kemitraan Berkelanjutan".
Munas yang dibuka langsung oleh Ketua Umum (Ketum) Aspek-Pir, Setiyono ini berlangsung di Grand Suka Hotel Pekanbaru, Ahad (5/11/2023). Munas ini diikuti sejumlah Ketua DPW dan DPD se-Indonesia. Dimana seminar ini menghadirkan sejumlah narasumber dari perbankan dan perusahaan.
Saat membuka seminar, Setiyono mengatakan gelaran ini bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan seluruh peserta yang notabenenya adalah anggota Aspek-pir.
"Harapan kita tentu dari seminar ini pengetahuan dan wawasan anggota bertambah. Baik dalam kelembagaan yang ada maupun cara memperkuat kemitraan dengan perusahaan," ujar Setiyono.
Seminar tersebut berjalan dalam sua sesi. Sesi pertama, peserta dapat berdiskusi mengenai persoalan pembiayaan yang ditawarkan perbankan di sektor perkebunan kelapa sawit.
Narasumber dalam sesi ini yakni perwakilan dari pihak Bank Mandiri dan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Firman selaku perwakilan dari Bank Mandiri mengatakan pihaknya hingga saat ini komitmen untuk menyalurkan pembiayaan kebutuhan di sekitar perkebunan kelapa sawit.
"Kita mendukung penyaluran bantuan mulai dari program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) maupun ekspansi dan peningkatan kapasitas yang diperlukan dalam usaha kelapa sawit," cakapnya.
Ia menjelaskan pihaknya tiap tahun menargetkan ada pertumbuhan usaha di sektor perkebunan kelapa sawit. Dimana pihaknya menawarkan beberapa skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dinikmati petani kelapa sawit.
Seperti KUR Super Mikro dengan jumlah pinjaman mulai dari Rp10 juta dengan bunga 3 persen. Program ini diperuntukan bagi pelaku usaha yang baru memulai usaha. Seperti dalam pembelian bibit sawit dan pupuk.
Lalu program Mikro dengan besaran pinjaman mulai Rp10-100 juta. Dimana bunga mulai dari 6-9 persen. Program ini hadir untuk membantu petani dalam berinvestasi dan sebagainya.
Terakhir yakni KUR Kecil dengan besaran pinjaman Rp100-Rp500 juta. Ini untuk memenuhi kebutuhan usaha besar.
"Sasaran kita ada dua yakni Usaha Layak dan Usaha Produktif. Pada i tonya kita akan bantu konsumen yang ingin bekerjasama dengan kita. Jadi tidak perlu takut sebab kita jamin kemudahan dan proses yang cepat," katanya.
Sementara Irma Humairah dari Bank BSI menjelaskan pihaknya telah berkecimpung dalam PSR di Riau sejak 2016 silam. Dimana produk yang ditawarkan cukup lengkap hingga pembiayaan investasi.
"Kita melayani petani yang mengajukan PSR. Baik itu dengan 100 persen pembiayaan komersial maupun petani yang sudah mendapatkan bantuan dari BPDPKS," bebernya.
Lanjut Irma ada hitungan tertentu untuk petani kelapa sawit yang sudah menerima bantuan dari BPDPKS sebesar Rp30 juta/hektar. Sementara pola angsuran yang ditawarkan dapat dipilih oleh konsumen dengan tenor hingga 13 tahun.
"Pada prinsipnya kita mendukung pengajuan petani namun berbasis koperasi," pungkasnya.**