Gunung Agung
|
(CAKAPLAH) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto mengatakan Amerika Serikat akan membantu mengatasi dampak buruk yang terjadi apabila Gunung Agung meletus.
Hal itu diutarakan Wiranto usai bertemu dengan Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph Donovan di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa (28/11/2017).
"Pihak AS siap membantu kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan Indonesia dalam menetralisir dampak dari meletusnya Gunung Agung," kata Wiranto.
Meski begitu, lanjut Wiranto, AS hanya akan turun tangan apabila Indonesia memang membutuhkan bantuan. AS sejauh ini meyakini Indonesia dapat mengatasi segala kemungkinan yang terjadi akibat Gunung Agung meletus.
"Dia mengatakan sangat percaya, Indonesia sudah punya pengalaman dan punya kiat-kiat untuk bagaimana menghadapi bencana," ucap Wiranto.
Pada Selasa siang, Gunung Agung telah memuntahkan batu dan kerikil panas.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, mengatakan material-material itu dimuntahkan saat Gunung Agung meletus sekitar pukul 13.37 WITA.
Menurutnya, sebelum letusan terjadi sempat terjadi tremor overscale atau getaran dengan kekuatan yang cukup besar.
"Tremor overscale dimulai jam 13.27-an kemudian jam 13.37 Wita meletus, itu letusannya besar," kata Kasbani.
Kasbani menyampaikan letusan yang terjadi itu merupakan letusan terbesar sejak Gunung Agung pertama kali meletus freatik pada 21 November silam.
Saat letusan itu, lanjut Kasbani, Gunung Agung memuntahkan material berupa pasir dan kerikil yang terpantau jatuh di Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem.
"Lontaran pasir, kerikil jatuh di desa Dukuh, itu kan (jaraknya) sekitar 4-5 kilometer," ucap Kasbani.
Terkait situasi Gunung Agung terkini, Kasbani mengatakan PVMBG tidak bisa memastikan tingginya letusan yang terjadi. Pasalnya awan menutupi saat terjadi letusan Gunung Agung siang tadi
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Cnnindonesia.com |
Kategori | : | Nasional, Peristiwa, Lingkungan |