Kosgoro dukung Airlangga jadi Ketum Golkar.
|
(CAKAPLAH) - Meskipun kepastian gelaran musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) Partai Golkar belum jelas, namun suhu politik di internal partai semakin panas. Manuver-manuver politik menghiasi ketatnya persaingan memperebutkan kursi ketua umum Partai Golkar. Intensitas komunikasi dan silaturahmi politik semakin sering dilakukan Airlangga Hartarto setelah meyatakan kesiapannya menggantikan Setya Novanto sebagai ketua umum partai.
Peta dukungan politik untuk Airlangga Hartarto mulai tergambar jelas. Menteri Perindustrian ini sudah mengantongi dukungan dari tiga organisasi sayap Partai Golkar yakni Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), dan Kosgoro 1957.
"Ya tentu kalau Trikarya terdiri dari SOKSI, Kosgoro, MKGR. Diluar itu sudah ada dari MDI, dijadwalkan dengan satkar ulama dan awkap," ucap Airlangga di Kantor PPK Kosgoro 1957, Jl Hang Lekiu 1 No 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (2/12/2017).
Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono yang juga Ketua Kosgoro 1957 resmi memberikan dukungannya kepada Airlangga Hartarto untuk menjadi Ketua Umum Golkar yang baru.
"Baru saja kami menyelenggarakan rapat pleno pimpinan Kosgoro 57. Membahas antara lain yaitu menetapkan calon ketua Partai Golkar dari Kosgoro untuk munaslub yang akan datang dan akan dibawa ke Munaslub Partai Golkar yaitu Bapak Airlangga Hartarto. Semuanya sepakat ini adalah calon kami ke depan, yang diharapkan dapat mengembalikan marwah Partai Golkar," kata Agung di Kantor PPK Kosgoro 1957, Jl Hang Lekiu 1 No 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (2/12/2017).
Sebelum Kosgoro, MKGR sudah terlebih dulu memberikan dukungan terhadap Airlangga. Ketua Umum Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Roem Kono mengungkapkan alasan mendukung Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto. Roem tak ingin Golkar menjadi partai oposisi. Partai Golkar wajib mendukung dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kemudian, karena peran pemerintah sangat besar, maka kata Roem, pihaknya berharap yang didukung pemerintah lah yang dijadikan ketua umum Golkar.
"Memperhatikan aspirasi dari pengurus pusat maupun daerah MKGR yang berkembang, baik internal maupun eksternal partai dan opini publik. Maka kami ormas MKGR Partai Golkar mencalonkan saudara Ir. Airlangga Hartarto sebagai ketum Golkar. Kapabilitas dan figur yang transparan, saya kira masih ada calon ketum kita yakni Pak Airlangga Hartarto," ucap Roem di Jl Rajasa I No 7, Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2017).
Roem mengaku dukungan MKGR kepada Airlangga tak ada intervensi dari pemerintah. Namun, pemerintah ingin Golkar tetap berkontribusi membantu jalannya pemerintahan demi pembangunan Indonesia.
Tidak hanya Kosgoro dan MKGR, SOKSI juga telah menggelar menyatakan dukungannya agar Airlangga maju jadi ketum Golkar. Keputusan itu diambil setelah rapat pleno SOKSI.
"Semua peserta rapat dan disaksikan langsung oleh Pak Bobby Suhardiman, anak pendiri SOKSI, menyatakan secara bulat mendukung Airlangga Hartarto untuk memimpin Golkar pada munaslub mendatang," ujar Ketua Umum Depinas SOKSI Ade Komarudin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/11/2017).
Organisasi sayap lainnya yang juga menyatakan dukungan ke Airlangga adalah Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG). etua GMPG Ahmad Doli Kurnia menyebut tiga kriteria calon ketua umum. Pertama, tidak boleh terindikasi atau terlibat kasus hukum, seperti korupsi. Kedua, calon ketum baru Golkar harus mendukung pemerintah. Ketiga, calon ketum baru Golkar mampu mengelola faksi-faksi yang ada di internal partai. Seluruh kriteria yang dibutuhkan calon ketum baru Golkar itu, kata Doli, sosok yang paling mendekati adalah Airlangga Hartarto. Doli mendukung Airlangga karena dianggap mampu membawa perubahan di Partai Golkar.
Selain itu, Doli menyebut Airlangga memiliki tantangan untuk membangun kembali tata kelola Golkar sebagai sebuah partai politik. Namun, dia menilai Airlangga punya modal bagus sebagai ketum baru Golkar karena mendapat dukungan dari senior-senior.
"Simbol-simbol faksi-faksi bang Akbar dukung Airlangga, JK dukung Airlangga, ARB telah mengatakan dukung Airlangga, Ginandjar mengatakan dukung Airlangga. Luhut Binsar Pandjaitqn mengatakan dukung Airlangga," kata Doli dalam diskusi publik bertajuk 'Munaslub: Golkar Masa Depan, Harapan dan Tantangan' di Jalan Kapten Tendean, Jakarta, Jumat (1/12/2017).
Airlangga juga mengklaim mendapatkan dukungan dari 31 DPD I Golkar. Hanya tiga DPD I yang disebut-sebut belum mendukungnya sebagai calon ketua umum yakni NTT, Papua, dan Papua Barat. Untuk menunjukkan dukungan DPD I padanya, Airlangga mengajak mereka sowan ke Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden yang juga mantan Ketum Golkar, Jusuf Kalla. Politikus Golkar Yorrys Raweyai mengungkapkan pimpinan-pimpinan DPD meminta izin Jokowi agar Airlangga Hartarto menjadi ketua umum baru Partai Golkar menggantikan Setya Novanto.
"Minta izin kepada Jokowi untuk secara eksplisit menyampaikan bahwa ia ikhlas melepas Airlangga memimpin Golkar dan Golkar tetap solid mendukung Airlangga. Dan mohon beliau bisa hadir dalam Munaslub," kata Yorrys saat dihubungi, Kamis (30/11/2017).
Dia juga mengaku telah menjalin komunikasi dengan DPD II Golkar yang merupakan pengurus partai di tingkat kabupaten/kota.
"Ya tentu komunikasi dengan DPD II sudah dimulai," tutup Airlangga.
Dukungan penuh juga datang dari mantan ketua umum Partai Golkar yang juga Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurutnya, sosok Airlangga yang dinilai bisa diterima semua pihak. Dari semua syarat kepartaian dan etika, Airlangga Hartarto paling layak menjadi orang nomor satu di Partai Golkar. Apalagi Airlangga mewakili generasi muda.
"Di antara semua calon yang muncul saya kira Airlangga yang paling kurang masalahnya, artinya tidak pernah berurusan dengan KPK, kejaksaan atau apapun tidak pernah juga soal yang lain, jadi harus orang yang betul-betul dapat diterima semua pihak," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Selasa (28/11/2018).