Kepala BRG Nazir Foead
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Selama 2017, Badan Restorasi Gambut (BRG) melakukan sejumlah kegiatan dalam untuk merestorasi Kawasan Hidrologis Gambut (KHG) di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan mulai dari pembasahan ekosistem gambut, pendampingan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, perencanaan dan pemetaan restorasi KHG. Termasuk juga pemasangan alat pemantau tinggi muka air.
Kepala BRG Nazir Foead mengatakan, upaya restorasi gambut tidak hanya sebatas pembasahan gambut dan memperbaiki ekosistem yang rusak. Restorasi juga termasuk dalam pemberdayaan masyarakat yang hidup di lahan gambut.
"Dalam Renstra BRG 2016-2020, disebutkan bahwa perlindungan gambut berkaitan erat dengan pencapaian manfaat ekonomi, sosial dan ekologi," ujar Nazir, Jumat (29/12/2017).
Tahun 2017 ini ada 75 desa dan kelurahan yang masuk dalam kawasan restorasi gambut. Seluruh daerah ini berada di tujuh provinsi yang memiliki jumlah KHG yang banyak di Indonesia. Daerah tersebut yakni Riau (11 desa), Jambi (10 desa), Sumatera Selatan (15 desa), Kalimantan Barat (16 desa), Kalimantan Tengah (10 desa), Kalimantan Selatan (10 desa) dan Papua (3 desa).
"Total luas wilayah desa dan kelurahan itu 1.180.441 hektar dengan areal lahan gambut yang dikelola masyarakat sekitar 878.326 hektar. Dari luas itu, 267.111 hektar menjadi target restorasi gambut," jelas Nazir.
Untuk kegiatan supervisi terhadap pembasahan gambut di lahan konsesi, BRG di 2017 sudah menyiapkan pedoman supervisi. BRG juga menyambut baik upaya KLHK yang telah mengarahkan pemegang lahan konsesi untuk menyelesaikan rencana pemulihan.
"Di 2018 BRG akan menjalankan supervisi kepada perusahaan dalam kegiatan restorasi gambut. Ada seluas 1,4 juta hektar target restorasi yang berada di areal konsesi hutan dan lahan," jelas Nazir.
Nazir juga mengatakan kegiatan restorasi yang dilakukan BRG bersifat komprehensif dan inklusif. BRG melibatkan semua pihak untuk melakukan restorasi. "Tidak sekedar pembasahan, kegiatan restorasi juga berupaya menjadikan masyarakat sebagai garda terdepan pengelolaan gambut bijak dan pencegahan dini Karhutla," ungkapnya.
Penulis | : | Abdul Latif |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Lingkungan, Riau |