Ini yang Dilakukukan Komunitas Pengusaha Muslim di Lubuk Nginio
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Desiran aliran sungai kecil yang penuh bebatuan seakan menyambut kami siang itu ketika akan memulai tracking menuju Wisata Alam Lubuk Nginio di Desa Merangin, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Sabtu (30/12/2017).
Ya, Kabupaten Kampar memang menyimpan sejumlah destinasi wisata alam yang bisa dikunjungi bagi peminat khusus ekowisata. Hal ini karena negeri yang berjuluk Serambi Mekkah ini memiliki kontur alam yang berbukit.
Untuk menuju destinasi wisata alam Lubuk Nginio tidak begitu jauh, hanya berjarak sekitar 68 KM dari Kota Pekanbaru. Jika menggunakan kendaraan roda dua bisa ditempuh sekitar satu setengah jam perjalanan.
Sesampainya di persimpangan Desa Merangin, Kuok, kita bisa memarkirkan kendaraan di rumah warga sekitar dengan biaya parkir yang dibayar sukarela. Memarkirkan kendaraan di rumah warga setempat lebih aman. Karena jalan hotmik hanya sekitar 3 KM saja masuk ke dalam. Dan dipenghujung jalan sebelum melakukan tracking tidak ada pemukiman warga yang diteruskan jalan setapak.
Selama perjalanan sebelum masuk hutan alam, pemandangan hanya hamparan kebun sawit dan karet milik warga. Meski panas terik kala itu, namun, kicauan burung dan semilir angin yang sesekali menyelinap dari sela-sela batang dan ranting pohon membuat udara sejuk sembari istirahat melepas penat selama tracking menuju ke lokasi.
Beruntung saat itu cuaca bagus, jika hujan jalan akan berlumpur dan licin. Kesulitan akan bertambah karena medan yang terjal dan sesekali curam.
"Jika pemerintah mau, mereka bisa bangun jalan setapak dari beton hingga kelokasi," celetuk Eka, Pemuda Desa Merangin ketika menunjukkan jalan menuju kelokasi Lubuk Nginio.
Disampaikannya, selama ini belum ada perhatian dari pemerintah setempat untuk membangun jalan menuju lokasi air terjun. Karena menurutnya jika di bangun jalan beton setapak, wisatawan bisa langsung membawa kendaraan hingga lokasi. Dan tentunya ini akan menambah pendapatan pemerintah dari sektor pariwisata alam.
"Tempat parkir di lokasi pun cukup besar, kalau kendaraan bisa masuk langsung menuju lokasi," jelasnya.
Setidaknya, lanjut Eka, jika hari-hari libur akhir pekan, diperkirakan pengunjung destinasi Wisata Alam Lubuk Nginio bisa sampai ratusan.
"Sedangkan belum dikelola dengan baik saja sudah ratusan, apalagi kalau pemerintah mau mengelolanya dengan memberdayakan masyarakat setempat," ujarnya.
Memang, belum banyak masyarakat Riau yang mengetahui destinasi wisata ini. Pengunjung yang datang selama ini hanya mengetahui dari mulut ke mulut saja.
Kesempatan berkunjung ke Wisata Alam tersebut berkat gagasan Komunitas Pengusaha Muslim (PM) Riau yang memang punya tujuan untuk mempromosikan wisata alam di Riau.
"Kita tidak bisa berbuat banyak. Mungkin dengan membantu mempromosikan, wisata alam Kampar akan lebih bisa dikenal," ujar Salim al Fatih selaku penanggung jawab Tafakkur Alam yang diadakan di Lubuk Nginio pekan lalu.
Disampaikannya, tujuan diadakannya kegiatan Tafakkur Alam dengan camping selama kurang lebih dua malam berada di lokasi. Selain dapat merasakan jauh dari hiruk pikuk suasana kota, tujuannya yang lebih penting bagaimana kita bisa bersyukur dan melestariakan alam yang asri ini hingga bisa dirasakan hingga anak cucu kelak.
"Perambahan hutan secara liar salah satu yang dapat merusak alam. Sayangkan alam yang masih asri ini dirusak demi kepentingan sepihak," terangnya.
Sebagaimana diketahui sekitar 13 peserta Tafakkur Alam dari komunitas Pengusaha Muslim dibeberapa daerah Riau berkumpul. "Jangan dikira karena namanya pengusaha muslim, kami sudah sukses semua. Komunitas ini dibentuk karena kami masih merintis usaha dan perlu nasihat dan dukungan antar sesama pengusaha muda lainnya," pungkas Salim.
Penulis | : | Kholik Aprianto |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Serba Serbi, Riau, Kabupaten Kampar |