Perdana Menteri Malaysia Najib Razak
|
(CAKAPLAH) - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak banjir kritikan setelah mengatakan bahwa dia telah berhenti makan nasi dan mulai mengonsumsi quinoa, semacam tanaman biji-bijian yang memiliki banyak gizi dan lebih mahal daripada beras.
"Saya tidak makan nasi. Saya telah menggantinya dengan quinoa setelah anak saya merekomendasikan itu," kata Najib dalam sebuah video diambil pada sesi tanya jawab, seperti dikutip dari the Guardian, Sabtu (24/2/2018).
Najib mengungkapkan pilihan itu diambilnya karena quinoa lebih sehat daripada nasi. "Quinoa mengandung lebih sedikit karbohidrat dan gula. Ini lebih baik daripada nasi," paparnya.
Sebagaimana diketahui, nasi merupakan makanan pokok yang dikonsumsi penduduk Malaysia. Sementara itu, quinoa merupakan makanan yang berasal dari Amerika Selatan.
PM Najib dinilai kebarat-baratan. Sindiran datang dari mantan perdana menteri Mahathir Mohamad. Mahathir adalah kandidat pemilihan umum dari partai oposisi yang menyerukan dukungan untuk sajian tradisional Malaysia.
"Kalau saya hanya makan nasi lokal," ujar Mahathir di akun Twitternya.
Sindiran juga datang dari pemimpin oposisi lainnya, Lim Kit Siang. Lim menyatakan bahwa dirinya bahkan belum pernah mendengar tentang quinoa.
"Pemilihan umum ke-14 merepresentasikan quinoa versus beras, pemerintahan bersih versus kleptokrasi (penyalahgunaan uang negara), dan Najib versus orang Malaysia," kata Lim dalam sebuah pernyataan.
Serangan kritik itu langsung mendapat tanggapan dari perwakilan kantor pemerintahan PM Najib. Dalam sebuah pernyataan resmi, disampaikan bahwa komentar PM Najib soal nasi telah dimanipulasi di bagian-bagian tertentu. Selain itu, PM Najib direkomendasikan oleh dokter yang menyebut quiona makanan sehat.
Selain soal makanan, PM Najib juga menerima kritikan dari pihak lawan yang menilai dirinya lebih suka menyendiri dan tidak mau bergaul dengan orang biasa. Tidak hanya itu, Najib juga dituduh tersandung kasus korupsi. PM Najib diduga kuat menjadi dalang dari kenaikan kenaikan biaya hidup di Malaysia sejak memberlakukan pajak barang dan jasa pada 2015 lalu. Namun, PM Najib yang akan mencalonkan diri pada pemilu Agustus mendatang membantah telah melakukan korupsi.
Meski demikian, sejumlah kritik tersebut tidak mengurangi minat masyarakat untuk memilihnya. Para kritikus memperkirakan bahwa PM Najib akan memenangkan pemilu untuk ketiga kalinya tahun ini berkat adanya oposisi terbagi.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Merdeka.com |
Kategori | : | Internasional |