Ketua APKASINDO Riau, Gulat Manurung, menyerahkan cenderamata kepada Direktur Jenderal Perkebunan Ir Bambang MM.
|
(CAKAPLAH) - Pemerintah provinsi Riau sudah mengajukan program replanting kebun sawit seluas 30 ribu hektar. Kadisbun Riau, Ferry Hc Ernaputra, saat mewakili Plt Gubernur Riau pada acara 'Seminar Nasional Sawit Riau Dibawa Kemana' yang digelar Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau Selasa (6/3/18), mengatakan bahwa program tersebut bertujuan untuk membantu petani.
Menurutnya, dari 110 ribu hektare kebun sawit di Riau yang harus di replanting, pemprov Riau menargetkan 85 ribu hektar kebun sawit akan direplanting sampai 2019.
"Pemprov akan berupaya agar program replanting pemerintah pusat juga mengalir ke Riau. Karena tidak bisa dipungkiri, Riau penghasil CPO terbesar di Indonesia dengan luas kebun sawit terbesar di Indonesia," terangnya.
Sawit di Riau
Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, produksi nasional minyak sawit Indonesia tahun 2017 mencapai 41,98 juta ton dari luasan total 11,9 juta Ha. Total ekspor mencapai 31,05 juta ton dengan nilai 22,97 miliar USD, Dari luasan tersebut, 40 % atau 4,7 juta Ha merupakan perkebunan kelapa Sawit Rakyat, dengan produksi nasional sawit rakyat mencapai 13 juta ton. Lebih dari 30 juta rakyat Indonesia bergantung hidupnya pada sektor ini.
Di Riau, berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2017, total luas perkebunan sawit di mencapai 2.493.176 Ha. Dari jumlah tersebut, luasan perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Provinsi Riau mencapai 1.386.575 Ha atau 56%. Jumlah kepala keluarga Petani mencapai 524.561 KK dan jumlah orang yang tertanggung mencapai 2.098.244 jiwa.
Sementara itu, jumlah tenaga kerja 534.827 jiwa. Data tersebut menunjukkan provinsi Riau merupakan provinsi yang terbesar dalam industri sawit nasional, baik dari segi luasan, maupun jumlah petaninya.
Saat ini, pengembangan perkebunan kelapa sawit di provinsi Riau dihadapkan beberapa kendala, diantaranya mengenai permasalahan legalitas lahan, sengketa lahan, dan peremajaan kebun kelapa sawit rakyat.
Berdasarkan informasi dari Menko Perekonomian Bapak Darmin Nasution, target peremajaan kelapa sawit rakyat pada tahun 2018 sebesar 185.000 Ha untuk 20 Provinsi Penghasil Kelapa Sawit di Indonesia. Dan provinsi Riau melalui Gubernur Riau, menyatakan target peremajaan Provinsi Riau di tahun 2018, sebesar 30.000 Ha, dari total 96.852 ha perkebunan sawit rakyat yang harus diremajakan.
Peremajaan menjadi suatu keharusan dalam upaya menaikkan produktivitas serta menjaga luasan perkebunan sawit rakyat. Dan legalitas lahan pekebun merupakan aspek penting dan pokok dalam persyaratan pengajuan peremajaan kelapa sawit dengan dukungan dana BPDP KS dan juga merupakan persyaratan pengajuan mendapatkan sertifikasi ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil).
Seminar Sawit
Menindaklanjuti permasalahan tersebut diatas, dalam rangka menciptakan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah Provinsi Riau, Badan Pertanahan Provinsi Riau serta Pelaku Usaha Perkebunan, APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) Provinsi Riau menginisiasi sebuah seminar dengan judul 'Sawit Riau Dibawa Kemana'.
Seminar mengambil tema, meningkatkan kesejahteraan petani, melalui program peremajaan sawit rakyat dan sertifikasi lahan perkebunan dengan menghadirkan para pemangku kebijakan terkait dan pelaku usaha perkebunan sebagai upaya terwujudnya perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Menurut Ketua APKASINDO Riau, Gulat Manurung, APKASINDO adalah wadah para pekebun kelapa sawit di Indonesia. APKASINDO berdiri sejak tahun 2000 dan terdaftar di Kementrian Dalam Negeri berdasarkan Surat Keterangan Terdaftar Nomor 01-00-00/071/D.IV.I/X/2015 sebagai organisasi profesi petani kelapa sawit. Kepengurusan APKASINDO sudah tersebar di 21 provinsi dan 140 kabupaten penghasil sawit di Indonesia.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Riau, Pemerintahan, Ekonomi |