Pekanbaru (CAKAPLAH) - Nama Hafith Syukri ternyata lebih tinggi tingkat popularitas dan elektabilitasnya dibandingkan sejumlah nama untuk Pilkada Rokan Hulu (Rohul) tahun 2020 mendatang. Bahkan, nama Sukiman yang kini menjabat sebagai Bupati Rohul pun masih dibawah Hafit Syukri.
Demikian hasil survei politik yang dilakukan Forum Akademisi Rokan Hulu, baru-baru ini.
"Forum Akademisi Rokan Hulu melakukan survei Pilkada di Rokan Hulu pada Juni 2019 lalu. Survei ini bertujuan tidak hanya untuk mengetahui tingkat popularitas dan elektabilitas bakal calon Bupati Rokan Hulu tahun 2020. Akan tetapi juga ingin mengetahui prilaku pemilih dalam menentukan pilihannya," jelas peneliti Forum Akademisi Rokan Hulu, DR Jupendri.
Disebutkan Jupendri, ada 17 nama yang disurvei forum ini. Dan dari nama tersebut, ada lima nama yang memiliki tingkat popularitas dan elektabilitas tertinggi.
"Yang paling tinggi itu Hafith Syukri. Lalu, calon incumbent yang saat ini menjabat bupati Sukiman, kemudian Samsurizal, Syafaruddin Potti dan Kelmi Amri," ulang Jupendri lagi.
Masih menurut dosen Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) ini, selain lima nama tadi, nama mantan Ketua DPRD Riau Chaidir masih dan mantan Bupati Rohul Suparman pun masih diinginkan responden untuk maju di Pilkada Rohul 2020 mendatang.
Ketika ditanya tentang metodologi survei, Jupendri menyebutkan bahwa survei ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan sampel sebanyak 400 orang.
"Pengambilan sampel berdasarkan sampling kluster yakni kecamatan dan purposive sampling dengan memperhatikan jenis kelamin, agama, etnis dan jenis pekerjaan. Kemudian penentuan nama-nama bakal calon bupati berdasarkan analisis wacana media massa dan opini publik," jelas Jupendri.
Mengenai prilaku pemilih Pilkada Rohul, forum ini mencatat ada 11 alasan masyarakat dalam menentukan pilihannya.
"Alasan yang paling tinggi itu adalah memilih karena alasan visi misi dan program sebesar 31,7 persen, dan alasan calon yang relegius Islami sebesar 20,6 persen. Sedangkan yang paling rendah itu karena faktor politik uang yakni sebesar 0,9 persen," ungkap Jupendri seraya menyebutkan bahwa latarbelakang calon yang paling diinginkan masyarakat itu adalah politisi sebesar 37,9 persen.
"Sedangkan persentase responden yang menginginkan calon dari latarbelakang militer itu sebesar 14,2 persen, dari kalangan birokrasi sebesar 13 persen, pengusaha sebesar 10 persen, kalangan ustadz 9,8 persen, akademisi sebesar 7,4 persen dari kalangan pedagang, perbankan dan lain-lain sebesar 7,7 persen," tutup Jupendri.