Mantan ABK di Selatpanjang Ini Lulus dengan Prediket Cumlaude
|
(CAKAPLAH) - Terlahir sebagai anak petani nelayan di Kelurahan Teluk Belitung, Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, tak pernah terpikirkan di benak Mujiono (22) untuk bisa melanjutkan pendidikan hingga ke bangku kuliah.
Bisa menyelesaikan pendidikan di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di kampung halamannya sudah membuatnya menjadi bangga. Setidaknya dia sudah bisa mencari pekerjaan dengan menggunakan ijazah tersebut.
Dalam keseharian, ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan ayahnya bekerja sebagai nelayan lepas, pendapatan yang bisa diperoleh hanya cukup untuk menghidupi keluarga dari pekan ke pekan saja.
Tapi Mujiono bersama dua orang saudaranya tidak pernah berhenti berdoa. Setiap selesai salat, dia selalu bermohon kepada Allah agar diberikan kemurahan rezeki dan dibukakan jalan agar bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Dengan harapan, suatu saat dia, abang dan adiknya bisa membawa perubahan terhadap kehidupan keluarganya saat ini.
Berkat doa-doa itu pula, Allah memberikan jawaban atas doanya. Allah membukakan jalan bagi Mujiono untuk dapat melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah.
Sekitar empat tahun yang lalu, saat akan menyelesaikan pendidikan dari bangku SMA, satu perusahaan terbesar di Provinsi Riau bernama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mendatangi sekolah tempatnya belajar. Perusahaan ini menawarkan program beasiswa untuk anak-anak kurang mampu tapi memiliki prestasi yang membanggakan.
Kesempatan baik itu pulalah yang sekarang mengantarkan anak dari pasangan Abdul Rahman dan Suryati ini bisa kuliah di Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta. Mujiono mengambil jurusan Kehutanan.
Sabtu (28/4/2018) kemarin, dengan mengenakan jubah hitam dan toga di kepalanya, Mujiono diwisuda bersama 574 orang sarjana dan 34 orang pascasarjana lainnya. Dia pun berhasil meraih predikat dengan pujian (Cum Laude), dengan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) 3,58.
"Alhamdulillah, di umur 22 tahun ini saya bersama teman-teman sudah dapat menyelesaikan kuliah di strata satu (S1) jurusan Kehutanan HTI. Kami mengucapkan sangat berterima kasih kepada RAPP yang sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk menerima beasiswa pendidikan. Dan sekarang saya sudah lulus dan meraih predikat dengan pujian," ungkapnya dengan senyum sumringah.
Mujiono
Mujiono mengisahkan, di awal-awal dia sempat tidak begitu yakin bahwa beasiswa yang akan diberikan oleh perusahaan ini tidak akan penuh seperti yang disampaikan di sekolahnya. Namun dia tetap meyakinkan diri untuk bisa kuliah ke Instiper Yogyakarta dengan mengambil jurusan Kehutanan seperti yang ditawarkan oleh perusahaan.
"Setelah selesai mengikuti tes, beberapa bulan kemudian saya kemudian dinyatakan lulus," ujar Mujiono yang juga pernah bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di sebuah kapal di Selatpanjang.
Setelah perkuliahan dimulai, pria yang akrab dipanggil Muji ini baru merasa yakin bahwa beasiswa yang diberikan oleh RAPP ini benar-benar penuh. Sejak itu dia tidak pernah lagi meminta kiriman uang dari orangtua. Bahkan uang beasiswa dari RAPP itu bisa pula ia tabung dan dimanfaatkan untuk membeli beberapa barang-barang keperluan lainnya, seperti alat komunikasi dan lainnya.
"Beasiswa itu memang benar-benar diberikan secara utuh. Bahkan sampai tiket untuk pulang ke kampung halaman pun kami ditanggung oleh perusahaan. Jadi istilahnya, selama kuliah di Instiper, kami tinggal belajar saja, tidak perlu untuk memikirkan yang lain lagi, karena semuanya sudah ditanggung oleh perusahaan," ucapnya.
Saat ini, yang sangat membanggakan lagi bagi Mujiono, dia bersama 12 orang temannya yang sudah lulus dengan predikat pujian itu tidak perlu lagi memikirkan akan mencari pekerjaan di mana setelah selesai dari kuliah. Perusahaan RAPP yang sudah membiayai semua keperluannya selama kuliah sudah menampungnya untuk bekerja. Dengan demikian, secara tidak langsung dia tidak lagi harus membebani orangtuanya, yang sekarang masih punya tanggungjawab dalam membiayai kuliah abang dan sekolah adiknya.
Soal di mana dia akan ditempatkan saat bekerja di perusahaan nanti, dia tidak akan mempersoalkan. Sebagai seorang pemula, dia akan mengikuti arahan yang diberikan oleh perusahaan. Kalaupun pada akhirnya nanti dia diminta untuk memilih tempat, maka dia akan meminta untuk ditempatkan di bagian nursery (pembibitan). Karena ini juga sesuai dengan ilmu perkuliahan yang sudah didapatnya selama tiga setengah tahun lalu itu.
"Kalau ditanya maunya dimana, saya maunya di bagian Nursery. Tapi itu semua nanti akan saya serahkan lagi ke perusahaan mau ditempatkan di mana," ungkapnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Pendidikan, Riau |