Selasa, 14 Mei 2024

Breaking News

  • Catatan Banjir Terparah, Bupati Zukri: Ini Harus jadi Perhatian Pemerintah Pusat   ●   
  • Jalan Sudirman Ujung Tergenang Banjir, PUPR Riau Turunkan Ekskavator Amfibi Bersihkan Parit   ●   
  • Akibat Galian IPAL, Jalan Ahmad Dahlan dan Balam Ujung Pekanbaru Ambruk   ●   
  • Berhasrat Ikut Pilgub Riau, Syamsurizal Incar Septina jadi Wakil
Kelmi April 2024

11 Maret: Hari Kelahiran Supersemar, Hari Kekalahan Sukarno
Sabtu, 11 Maret 2017 11:05 WIB
11 Maret: Hari Kelahiran Supersemar, Hari Kekalahan Sukarno
Presiden Sukarno upacara penguburan korban G30S. (Foto: yayasanakudansukarno.com)

(CAKAPLAH) - Pada dasarnya dekade 60-an bukanlah dekade yang baik buat Sukarno. Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang ditandatanganinya agar Soeharto mengembalikan kestabilan keamanan justru dimaknai lain oleh bawahannya itu. Melengkapi kudeta, Supersemar menjadi justifikasi Soeharto merebut kuasa sang pendahulu sampai titik terakhir.

Meski begitu, Supersemar hanyalah pucuk dari gunung es keruntuhan rezim Sukarno.
 
Latar
Posisi Sukarno yang melemah adalah buah dari dominasinya di kancah politik beberapa tahun sebelumnya. Dengan ditandatanganinya Dekrit Presiden pada 1959, kekuasaan Indonesia secara de facto jatuh ke dalam tangan Sukarno. Posisinya yang sudah dominan dalam Demokrasi Terpimpin mulai tahun 1957, menjadi lebih lagi dengan dekrit tersebut dan pengangkatannya sebagai Presiden Seumur Hidup oleh MPRS pada tahun 1963.

Pilihan sistem politik yang semakin memusat kepada sosok Sukarno menjadi pilihan atas ketidakstabilan politik paling akut sejak masa kemerdekaan. Namun, bagai pisau bermata dua, sentralitas kekuasaan yang terus bergerak kepada Sukarno menimbulkan kerugian sebagaimana keuntungan yang didapat.

Untungnya, keadaan kaos semasa Demokrasi Parlementer/Liberal tak ada lagi. Meski begitu, Sukarno, yang semakin lama semakin seperti diktator negara baru itu, amat kencang didera kritik dari masyarakatnya.

Kondisi Indonesia awal dekade 60-an memang gawat. Dari tahun 1961 hingga 1966, angka inflasi di Indonesia selalu berada di atas angka 100 persen. Di tahun 1965, angka tersebut bahkan meloncat ke angka 600 persen. Harga beras meningkat tajam, dan makan menjadi perkara yang betul-betul nyata di tahun-tahun tersebut.

Untuk meletakkannya ke dalam perspektif masa itu, Anda bisa membayangkan bahwa keadaan mengenaskan tersebut sampai menjadi bahan olok-olok pasca Sukarno tumbang. Menurut Hilmar Farid dalam Indonesia’s Original Sin: Mass Killings and Capitalist Expansion 1965-1966, para pasukan yang menawan tapol komunis di Maluku menyuruh tahanan yang kelaparan itu untuk mengkonsumsi tikus “seperti yang Sukarno suruh” di masa paceklik sebelum 1965.

Proses Kelahiran
Keadaan masyarakat yang miris tersebut mau tidak mau memperparah keributan di ranah politik. Apa yang Sukarno lakukan di masa-masa pelik itu, termasuk mengenalkan konsep Nasakom (Nasionalisme Agama & Komunisme), adalah untuk menyeimbangkan konstelasi politik dengan agenda yang sama sekali berbeda. Apa lacur, usaha itu gagal.

Untuk menjelaskan siapa-bermain-apa-melawan-siapa dalam kondisi politik di masa itu sungguh ruwet. Merle Ricklefs, sejarawan dari Cornell University yang berkutat pada alur sejarah negeri ini, menyebut panggung politik menuju 1965 sangat ruwet.

Maka dapat dipahami ketika peristiwa 30 September 1965 pecah, Sukarno sebetulnya tengah menghadapi panggilan dini dari Yang Maha Kuasa.

Dengan upaya kudeta amatir itu menemui kegagalan, posisi Angkatan Darat yang mendominasi sayap kanan mulai mengudara. Tak hanya berhasil mengalahkan usaha coup dalam satu malam di bawah komando Panglima Kostrad Soeharto, kemarahan masyarakat Indonesia atas terbunuhnya jenderal-jenderal membuat aksi-aksi militer terhadap simpatisan PKI luar biasa didukung. Misalnya, oleh Angkatan 66 yang lewat Tritura menuntut perombakan Kabinet Dwikora yang dipenuhi orang-orang PKI dan pembubaran partai tersebut.

Gerakan Arus Bawah
Meski begitu Sukarno bertindak skeptis terhadap ide keras menumpas PKI. Tidak menerima tuntutan Angkatan 66, pada 21 Februari 1966 Sukarno justru mengumumkan kabinet baru yang masih memuat banyak tokoh-tokoh yang simpati pada PKI. Sebuah langkah yang kelak disesali Sukarno.

Tanggal 24 Februari 1966, Angkatan 66 memboikot pelantikan menteri-menteri baru. Di peristiwa itu, Arif Rahman Hakim, mahasiswa Universitas Indonesia tewas diterjang pelor Resimen Tjakrabirawa. Sehari setelahnya, KAMI, salah satu pengisi Angkatan 66 dibubarkan. Tekanan dari demonstrasi mahasiswa semakin meningkat.

Pada 5 Maret 1966, Soeharto yang telah naik drastis di panggung politik dan saat itu menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat mengajukan usulan menteri kepada Sukarno. Usulan itu ditolak mentah-mentah.

Protes dan demonstrasi terus berlanjut hingga 10 Maret 1966. Hari itu Sukarno yang tengah berada di Jakarta bahkan harus menyingkir ke Istana Bogor untuk menghindari ancaman demonstrasi. Padahal hari berikutnya ia merencanakan Sidang Kabinet Dwikora yang Telah Disempurnakan. Ia baru kembali ke Jakarta pagi harinya menggunakan helikopter.

Sidang itu tak sampai selesai. Massa yang menjamur di depan Istana dan sekitaran Monas kemudian disusupi oleh kehadiran pasukan liar yang bisa saja mengancam keselamatan Sukarno. Hal itu membuat Komandan Tjakrabirawa Brigjen Sabur memutuskan untuk membawa Presiden Sukarno terbang kembali ke Bogor bersama dengan ajudannya dan tiga Waperdam, Subandrio, Chairul Saleh, dan Johannes Leimena.

Sore 11 Maret 1966, nahas tiba. Sukarno yang tengah beristirahat di Istana Bogor disusul oleh tiga jenderal, yaitu Jendeal Basuki Rahmat, Jenderal M. Jusuf, Jenderal Amirmachmud. Mereka bertiga, yang juga berjaga di sidang kabinet, menemui Sukarno di Bogor dengan menggunakan helikopter.


Dikutip dari Kompas, tujuan kedatangan mereka adalah untuk menjelaskan situasi keamanan Jakarta agar Sukarno tak punya pikiran buruk tentang pasukan liar yang ternyata bagian dari Angkatan Darat itu (yang disebut oleh Sabur adalah pasukan RPKAD) dan agar AD sendiri tak lantas meninggalkan Sukarno.

Sebelum ke Bogor, ketiga jenderal tersebut menemui Soeharto untuk membahas ide menemui Sukarno tersebut. Saat itu Soeharto sakit dan tidak menghadiri rapat kabinet. Soeharto setuju dan menitip pesan agar disampaikan kepada Sukarno. Isi pesan tersebut adalah untuk memercayakan kembali tugas menstabilkan situasi politik kepada dirinya.

Sejarah menceritakan bahwa kemudian ketiga jenderal itu menemui Sukarno di sore hari, Jumat, 11 Maret 1966. Sehari setelah menerima surat perintah tersebut, PKI dibubarkan. Masyarakat yang gembira tuntutannya dikabulkan, melihat Soeharto sebagai malaikat penyelamat.

Usaha-usaha Sukarno untuk mengembalikan lagi kewenangannya ia lakukan berulang kali. Seperti misalnya saat ia memanggil semua panglima angkatan bersenjata pada 14 Maret 1966 dan menegaskan bahwa surat tersebut bukan untuk membubarkan PKI. Atau juga dengan pidato berjudul “Jangan Sekali-sekali Meninggalkan Sejarah” (Jasmerah) di 17 Agustus 1966 yang menjelaskan Supersemar bukanlah transfer of sovereignty. Keduanya tak digubris Soeharto dan kelompok yang mendukungnya.

Sekali lagi, surat tersebut hanyalah pucuk dari gunung es masalah Orde Lama yang terus meluas. Mengapa surat tersebut lahir tak lepas dari kejenuhan politik dan kerinduan masyarakat Indonesia akan harapan baru, harapan yang tak lagi dilihat dari pemerintahan Sukarno.

Walhasil, surat yang hanya memerintahkan penjaminan keamanan dan keselamatan ia dan keluarganya justru menjadi peneguh wewenang Soeharto untuk 32 tahun ke depan.

Editor : Ali
Sumber : Kumparan.com
Kategori : Nasional
Idulfitri 1445 Riau Petroleum
Untuk saran dan pemberian informasi kepada CAKAPLAH.com, silakan kontak ke email: redaksi@cakaplah.com
Berita Lainnya
Komentar
cakaplah-mpr.jpeg
Jumat, 29 September 2023
Komisi II Usul Kementerian ATR/BPN dan KLHK Kolaborasi Selesaikan Redistribusi Tanah
Jumat, 29 September 2023
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan Melalui P3S
Kamis, 28 September 2023
TikTok Shop Cs Dilarang, Ketua DPR Berharap Aturan Baru Ciptakan Keseimbangan Pasar Digital dan Konvensional
Kamis, 21 September 2023
Ancaman DBD Meningkat, Puan Dorong Sosialisasi Masif Tekan Risiko Kematian

MPR RI lainnya ...
Berita Pilihan
Selasa, 26 April 2022
DPRD Dukung Pemprov Riau Tindak Tegas PKS Nakal, Kalau Melanggar Cabut Izin !
Selasa, 26 April 2022
Polemik Rotasi AKD DPRD Riau, Sugeng Pranoto: Hari Kamis Paripurna
Selasa, 26 April 2022
Sikapi Turunnya Harga Sawit di Riau, Ini Upaya Gubri
Selasa, 26 April 2022
CPNS dan PPPK Baru di Rohul Dipastikan Tak Terima THR, Ini Sebabnya...
Selasa, 26 April 2022
Sambut Mudik Lebaran, HK Operasikan 2 Ruas JTTS, Termasuk Tol Pekanbaru-Bangkinang
Senin, 28 Maret 2022
Ibu Muda Ini Ditangkap Polisi Usai Simpan Narkotika di Kandang Anjing
Minggu, 27 Maret 2022
Polda Riau Tingkatkan Kasus Jembatan Selat Rengit Meranti ke Penyidikan
Selasa, 26 April 2022
PPKM Level 2 Kota Pekanbaru Berlanjut hingga 9 Mei
Selasa, 26 April 2022
Parisman: 10 Tahun Visioner yang Menenggelamkan Pekanbaru
AMSI
Topik
Selasa, 07 November 2023
Riau Terima Penghargaan Bhumandala Award 2023
Senin, 12 Desember 2022
Kapolda Riau Resmikan Kantor Pelayanan Terpadu Polres Rohil di Bagansiapiapi
Selasa, 08 Januari 2019
Penerimaan Pajak Air Tanah Pekanbaru 2018 Meningkat
Minggu, 06 Januari 2019
Mega Training 'Magnet Rezeki'

CAKAPLAH TV lainnya ...
Selasa, 14 Mei 2024
Pegadaian Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang Sumbar
Minggu, 12 Mei 2024
Ketua MUI Riau Melepas Keberangkatan Jemaah Haji Masjid Paripurna Ikhlas, Labuh Baru Timur
Sabtu, 11 Mei 2024
Bhabinkamtibmas di Meranti Terharu, Anaknya Lulus dari SMA Taruna Nusantara
Sabtu, 11 Mei 2024
Pererat Silaturahmi, Keluarga Besar Pujakesuma Riau Gelar Halal Bihalal

Serantau lainnya ...
Minggu, 07 April 2024
Pererat Silaturahmi, Siwo PWI Riau Gelar Buka Bersama BJB dan PSSI
Kamis, 04 April 2024
5 Ide Resep Masakan Pakai Rice Cooker, Cocok untuk Anak Kos!
Kamis, 04 April 2024
Rekomendasi Fashion Wanita Zaman Sekarang
Jumat, 29 Maret 2024
Pengusaha Wanita di Riau Bagi-bagi Takjil Gratis kepada Pengguna Jalan

Gaya Hidup lainnya ...
Kamis, 02 Maret 2023
Wadah Menyalurkan Bakat, Ketua DPRD Riau Yulisman Hadiri Festival Musik Akustik di SMA Negeri 1 Pasir Penyu Inhu
Rabu, 01 Maret 2023
Rapat Paripurna, DPRD Provinsi Riau Umumkan Reses Masa Persidangan I Tahun 2023
Selasa, 28 Februari 2023
Kunjungi Kemendikbud, Komisi V DPRD Riau Bahas Persoalan PPDB
Kamis, 23 Februari 2023
Disdik Gelar Pelatihan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SD Se-Kota Pekanbaru

Advertorial lainnya ...
Kamis, 25 April 2024
Rekomendasi HP Samsung Terbaik di Harga 2 Jutaan, Apa Saja?
Sabtu, 20 April 2024
7 Keunggulan Samsung Galaxy S23 Ultra, Dapatkan di Blibli
Kamis, 29 Februari 2024
Telkomsel dan ZTE Wujudkan Pengalaman Gigabit yang Andal dan Efisien
Selasa, 20 Februari 2024
Samsung Hadirkan Galaxy S24 Series dengan Kecerdasan Software Canggih

Tekno dan Sains lainnya ...
Kamis, 18 April 2024
Ini Dia Manfaat Merawat Gigi, Yuk, Kunjungi Klinik Gigi Terdekat Sekarang!
Kamis, 22 Februari 2024
Pemula di Dunia Yoga? Inilah Panduan Cara Memilih Matras Yoga yang Tepat
Sabtu, 27 Januari 2024
Cegah Resistensi, Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak
Senin, 15 Januari 2024
14 Persiapan Penting Awal Kehamilan untuk Calon Ibunda dan Buah Hati

Kesehatan dan Keluarga lainnya ...
Selasa, 07 Mei 2024
Seleksi Ketat Beasiswa Pendidikan di Kota Dumai, 49 Peserta Bersaing dalam Ujian Tertulis dan Wawancara
Selasa, 07 Mei 2024
Wisuda ke-68, Rektor: Unilak Semakin Dipercaya Masyarakat Riau dan Indonesia
Senin, 06 Mei 2024
261 Lulusan Sekolah Pascasarjana Unilak Diyudisium
Senin, 06 Mei 2024
Pengurus ASPIKOM Wilayah Riau Periode 2023-2026 Resmi dilantik

Kampus lainnya ...
Rabu, 03 Mei 2023
Kompilasi Semarak Silaturahmi Satu HATI, CDN Bangkinang Santuni Anak Yatim
Rabu, 05 April 2023
Safari Ramadan, PT Musim Mas Salurkan Paket Sembako untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin
Selasa, 04 April 2023
Telkomsel Siaga Rafi Sumbagteng Salurkan CSR untuk Panti Jompo bersama Dompet Dhuafa Riau
Jumat, 03 Maret 2023
Tingkatkan Kesehatan dan Budaya Lokal, Bank Mandiri Serahkan Bantuan ke Posyandu dan Grup Rebana

CSR lainnya ...
Jumat, 09 Februari 2024
Lika-liku 7 Perjalanan Asmara Ayu Ting Ting hingga Tunangan dengan Anggota TNI
Minggu, 28 Januari 2024
Huh Yunjin Bak Sehati Dengan Han So Hee Kala Cuma Pakai Dalaman Di Trailer LE SSERAFIM
Sabtu, 27 Januari 2024
Gigi Hadid dan Bradley Cooper Tak Sungkan Perlihatkan Kemesraan
Rabu, 24 Januari 2024
Park Ji-hyun Ungkap Persiapan Membinangi Drama Terbarunya

Selebriti lainnya ...

Mutiara Merdeka Hotel - April 2024
Terpopuler
Iklan CAKAPLAH
Foto
Rabu, 09 Oktober 2019
Jadi Pimpinan DPRD Siak Dari Partai PAN, Ini Sosok Fairuz
Rabu, 09 Oktober 2019
Indra Gunawan Akan Berjuang Untuk Masyarakat dan Loyal Terhadap Partai
Rabu, 09 Oktober 2019
Ternando Jadi Anggota DPRD Siak Termuda dan Suryono Terpilih Dengan Suara Terkecil
Rabu, 09 Oktober 2019
Reaksi Pimpinan DPRD Siak Terkait PTPN V Buang Limbah Sembarangan

Parlementaria Siak lainnya ...
Senin, 14 Agustus 2023
Pengurus Masjid Nurul Ikhlas Kubang Minta Tunjuk Ajar ke Wagubri
Sabtu, 12 Agustus 2023
Gebyar Kandis Bersholawat Bakal Dihadiri Ribuan Jemaah NU
Senin, 31 Juli 2023
Mualaf Riau Butuh Pembinaan, Begini Caranya...
Sabtu, 29 Juli 2023
Mantan Wawako Pekanbaru, Ayat Cahyadi Turut Saksikan Pengukuhan Pengurus Masjid Al-Hamidah Rejosari

Religi lainnya ...
Selasa, 30 April 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Ucapkan Selamat Atas Penabalan Gelar Adat Kepada Kajati Riau
Senin, 29 April 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Apresiasi Pekanbaru Juara Umum Gelaran MTQ Tingkat Provinsi Riau
Jumat, 26 April 2024
Penerimaan CPNS dan PPPK Pekanbaru Dapat Persetujuan Prinsip dari Kemenpan RB
Senin, 22 April 2024
Kepala BKPSDM Ikut Semarakkan Pawai Taaruf MTQ Riau di Dumai

Galeri Foto lainnya ...
Indeks Berita
www www