PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sejak truk bertonase besar dilarang melintasi jalan Soekarno Hatta - Soebrantas, kerusakan jalan Kubang Raya semakin parah. Tak jarang warga yang melintasi jalan tersebut mengeluhkan.
Pantauan CAKAPLAH.com, mulai dari SMA Plus Riau sampai ke Simpang Kubang setidaknya ada tiga titik terparah. Kalau hujan air menggenangi lubang-lubang, sedangkan kalau panas debu bertebaran kemana-mana.
Tak jarang saat pagi atau sore hari sering terjadi kemacetan di jalan nasional itu, karena ada truk yang terperangkap masuk lubang.
Kondisi itu pun menciptakan pungutan liar. Pak Ogah bermunculan untuk mengarahkan mobil-mobil agar bisa melintas dengan aman. Sementara pak Ogah yang lain sibuk menimbun lubang-lubang itu dengan tanah seadanya.
Tak segan para pak Ogah itu mengulurkan kardus kosong ke para supir meminta uang terima kasih atas kerjanya itu.
Sampai saat ini upaya pemerintah hanya sebatas melakukan pemeliharaan jalan itu. Sementara kondisi jalan tak lagi mampu menahan beban mobil bertonase berat.
"Kalau hanya diperbaiki sepeti itu percuma, karena kondisi jalan tidak layak di lintasi truk bermuatan berat. Sudah mestinya jalan Kubang Raya ini dibangun ulang," kata warga Kubang Raya, Rafani, kepada CAKAPLAH.com, Selasa (31/7/2018).
Dia menyampaikan, tak jarang warga mengeluhkan kondisi jalan yang mengalami kerusakan parah. Warga harus berhati-hati kalau tidak ingin terjebak lubang.
"Apa tak mengeluh, kalau hujan beceknya luar biasa. Kalau panas debunya parah. Saya kadang harus pakai masker kalau banyak debu," keluh pengusaha jasa servis motor ini.
Bahkan para supir mengeluhkan hal sama. Tak jarang pada malam hari para supir harus menginap di jalan karena mobilnya masuk lubang.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Riau, Lingkungan, Pemerintahan |