Flyover depan Mal SKA diresmikan penggunaannya.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Keinginan membangun flyover di simpang jalan Soekarno Hatta - Tuanku Tambusai (simpang SKA) dan jalan Soekarno Hatta - Soebrantas (simpang pasar pagi Arengka) sudah lama. Namun pembangunannya baru terwujud pada tahun 2018.
Pembangunan flyover simpang SKA bertujuan untuk mengatasi kemacetan lalulintas karena tidak mempunyai jalan penampung jumlah kendaraan yang melintas pada persimpangan jalan Soekarno Hatta - Tuanku Tambusai. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pusat-pusat perbelanjaan dan pemukiman yang berada di sekitar daerah tersebut.
Sedangkan pembangunan flyover simpang pasar pagi Arengka merupakan salah satu solusi dalam mengatasi kemacetan di persimpangan ruas jalan Soekarno Hatta Soebrantas. Jalan ini diperlukan karena meningkatnya arus lalulintas pada persimpangan jalan ini, terutama dari jalan Soekarno Hatta menuju HR Soebrantas dan sebaliknya.
Peningkatan arus lalul intas ditunjang dengan pertumbuhan pemukiman dan area pusat perdagangan disekitar persimpangan jalan tersebut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Riau, Dadang Eko Purwanto mengatakan, keinginan membangun flyover itu sudah lama sejak dilakukan pembangun flyover simpang jalan Sudirman - Tuanku Tambusai dan simpang jalan Sudirman - Harapan Raya.
"Perencanaan keinginan untuk membangun flyover di persimpangan jalan Tuanku Tambusai - Soekarno Hatta dan flyover simpang jalan Soekarno Hatta - Seobrantas ini sudah lama sejak Gubernur Riau Rusli Zainal. Namun baru bisa terwujud saat zaman Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman," kata Dadang, Kamis (14/2/2019).
"Keinginan Pak Andi sangat kuat untuk membangun flyover itu, karena melihat dari kondisi saat itu simpul di persimpangan itu benar-benar macet, maka perlu ada solusi untuk mengatasi kemacetan dengan membangun flyover," sambungnya.
Sejak keinginan tersebut muncul, sebut Dadang, awalnya jembatan itu akan dibangun flyover di simpang SKA akan dibangun semi Semanggi, Jakarta. Namun muncul rencana akan dibangun underpass pada tahun 2017, kemudian underpass dibatal karena beberapa pertimbangan teknis.
"Kalau kita bangun underpass, pertama peralatannya lebih sulit dan biaya pembangunanya juga lebih besar dibanding flyover. Kemudian kalau underpass perawatan juga mahal," ujarnya.
Sedangkan kalau flyover berbentuk semi Semanggi, kata Dadang, terkendala masalah lahan. Sebab lahan yang akan digunakan flyover semi Semanggi sudah dibangun pusat perbelanjaan seperti Living Word dan Transmart.
"Makanya flyover yang kita bangun bentuknya lurus, selain lebih mudah dan juga biayanya lebih terjangkau. Namun tidak mengurangi fungsi dari flyover itu," paparnya.
Lebih lanjut disampaikan Dadang soal pembangun dua flyover di Pekanbaru itu. Dimana untuk pelaksanaan pembangunan flyover simpang SKA adalah 285 hari kalender. Dimulai tanggal 12 Maret 2018 dan penambahan waktu 60 hari kalender.
"Kalau nilai kontak sebesar Rp 159 miliar. Dengan sumber dana APBD provinsi Riau tahun 2018," paparnya.
Sedangkan flyover depan pasar pagi Arengka, untuk masa pelaksanaan pembangunannya adalah 285 hari kalender, dimulai 16 Maret 2018 dengan penambahan waktu 37 hari kalender. Sedangkan kontraknya sebesar Rp 78,3 miliar yang bersumber dari APBD Riau tahun 2018.
Disinggung soal denda keterlambatan pekerjaan flyover, Dadang menegaskan rekanan sudah didenda. Hanya saja denda dilakukan sesuai perhitungan, karena keterlambatan tidak sepenuhnya kesalahan kontraktor.
"Denda sudah, rekanan sudah didenda, tapi dendanya ada perhitungan-perhitungan, sebab denda keterlambatan pekerjaan ini tidak samata-mata kesalahan kontraktor, karena untuk mendatangkan peralatan flyover kontraktor bergantung dari PT Bukaka (penyedia peralatan) seperti gilder dan aramko. Harusnya peralatan datang bulan September, namun baru bisa didatangkan pada Desember," cakapnya.
Sebagaimana diketahui, hari ini dua flyover tersebut akan diresmikan oleh Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim bersama dengan peresmian jembatan Siak IV. Untuk peresmian dipusatkan di jembatan Siak IV dan selanjutkan dilakukan peninjauan dua flyover tersebut.
Untuk tambahan, berikut data teknis flyover simpang SKA memiliki panjang bentang utama 87,14 meter, Oprit 538,42 meter. Dengan total panjang 625,56 meter, lebar 18,50 metet. Sedangkan jumlah pilar 1 buah, jumlah abutmen 2 buah, kemiringan 1,0-5,0 persen dan
Clearance 5,5 meter.
Sementara flyover pasar pagi Arengka memiliki bentang utama 115,688 meter, oprit 305,094 meter dengan total panjang flyover 420,782 meter. Lebar 9,00 meter, jumlah pilar 1 buah, jumlah abutment 2 buah, jenis kontruksi steel box girder (batang utama), mortar busa (oprit), dengan pondasi bore pile dia 1,20 meter L=22 meter. Kemiringan 1,0 sampai 5,0 persen, clearance 5,48 meter.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Kota Pekanbaru, Riau, Pemerintahan |