Seorang warga Palestina berdiri di belakang replika penjara, saat berunjuk rasa mendukung aksi mogok makan tahanan Palestina dalam penjara Israel.
|
(CAKAPLAH) - Kelompok the Palestinian Prisoner Society (PPS) mengatakan sepanjang Agustus 2019, pasukan Israel telah menahan 470 warga Palestina. Di antaranya termasuk 50 anak-anak dan 11 wanita.
“162 warga Palestina yang ditahan berasal dari Yerusalem Timur yang diduduki, 82 dari distrik Ramallah, 50 dari daerah Hebron, 44 dari distrik Jenin, 38 dari daerah Nablus, 30 dari wilayah Betlehem, 24 dari distrik Qalqaliya, dan sisanya dari distrik Tulkarm, Toubas, Salfit, dan Jericho. Selain itu tujuh (orang) berasal dari Jalur Gaza,” kata PPS, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA, Senin (9/9).
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyerukan Uni Eropa mendesak Israel agar menghentikan kejahatan berkelanjutan yang dilakukannya terhadap rakyat Palestina, termasuk yang saat ini ditahan di penjara Israel. Dia pun meminta agar kelompok hak asasi manusia (HAM) terlibat dalam hal tersebut.
“Kepemimpinan Palestina melakukan upaya intensif untuk meminta pertanggung jawaban Israel atas pelanggaran berat terhadap rakyat Palestina, terutama para tahanan Palestina,” kata Sekretaris Jenderal PLO Saeb Erekat dalam pertemuan dengan duta besar dan konsul negara-negara Uni Eropa pada 2 Agustus lalu.
Pada kesempatan itu, Erekat memberitahu para hadirin tentang pelanggaran-pelanggaran yang kerap dilakukan Israel terhadap rakyat dan para tahanan Palestina. Hal itu termasuk penyiksaan, perlakuan merendahkan, pengabaian kebutuhan medis, dan lainnya.
Saat ini terdapat sekitar 5.500 warga Palestina yang mendekam di penjara-penjara Israel. Di antara mereka banyak yang masih berusia anak-anak. Terdapat pula tahanan-tahanan politik.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Republika.co.id |
Kategori | : | Internasional |