PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI melalui Dirjen Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut (IKM-LMEA) memfasilitasi pemasaran produk IKM Riau dengan perusahaan perkebunan di Riau. Terutama terkait peralatan yang digunakan perkebunan yang diminta untuk menggunakan produk IKM Riau.
Informasi ini disampaikan Direktur IKM LMEA, Endang Suwartini saat membuka Workshop Partnership IKM Logam Perkakas yang dilaksanakan, Kamis (24/10/2019) di Hotel Premiere Pekanbaru.
Workshop ini merupakan salah satu program kemitraan mengenalkan pelaku IKM yang ada di Riau dengan pihak perusahaan. Sehingga ke depan akan lebih mudah untuk memasarkan produk yang dihasilkan IKM Riau.
"Saat ini kita berada di era kolaborasi, di mana untuk mendapatkan persaingan di dalam industri diperlukan ada kemitraan dari berbagai pihak termasuk industri kecil dan menengah yang harus bermitra untuk memasarkan produk", katanya.
Untuk kolaborasi kemitraan antara IKM dengan perusahaan perkebunan ini, lanjut dia, pihaknya melakukan pembinaan bagi IKM terkait alat perkakas pertanian melalui fasilitasi penguatan SDM, pembinaan teknis dan pendampingan yang diberikan sertifikasi. Selain itu, juga memberikan bantuan mesin dan peralatan untik IKM dalam peningkatan kualitas produk dan pengembangan pasar, serta membantu peningkatan sentra.
"Kita juga mendorong diberlakukannya Standar Nasional Indonesia (SNI), di mana pada tahun anggaran 2018 telah dilakukan revisi SNI Egreg melalui Sub Komtek SPT 21-01-S1 dan pada tahun anggaran 2020 akan dilakukan revisi SNI Pisau Sadap Karet yang bisa diproduksi IKM," ujarnya.
Selama ini sebut dia, untuk pengembangan usaha peralatan perkakas ini, IKM juga kewalahan terkait bahan baku dimana rata-rata masih mengunakan bahan bekas.
"Makanya kita meluncurkan pusat bahan di Kabupaten Bandung untuk menjawab kebutuhan bahan baku perkakas untuk IKM. Ini merupakan proyek percontohan yang diharapkan dapat diimplementasikan untuk sentra IKM logam di Riau," cakapnya.
Karena itu, pihaknya sangat mengapresiasi perusahaan perkebunan yang ada di Riau dan telah ikut hadir dan turut mendukung produk perkakas pertanian yang menghasilkan industri bagi masyarakat Riau.
"Kita berharap, ke depan seluruh perusahaan perkebunan di Riau tidak lagi mengambil barang dari luar, tapi harus menggunakan produk Riau. Artinya IKM sendiri tinggal mengupayakan kualitas produk dengan kualitas terbaik," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian Riau, Asrizal mengatakan di Riau ada puluhan IKM untuk peralatan pandai besi ini, salah satunya di Kabupaten Kampar yang jumlahnya mencapai sekitar 78.
Hanya saja, kata dia, selama ini tidak dipasarkan secara luas. Untuk itu, Asrizal berharap dengan adanya bantuan kemitraan dari Dirjen IKMA, Kemenperin ini akan sangat membantu pada IKM dalam memasarkan produk yang dihasilkan kedepan.
"Saat ini mereka juga sudah bisa meningkatkan kualitas produk karena sudah ada bantuan mesin untuk membuat produk. Jika dulu satu hari mereka hanya bisa membuat 3 hingga 5 perkakas, saat ini sudah bisa mencapai 60 buah perhari. Artinya saat ini tinggal mengatur kemitraan untuk pemasarannya," katanya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |