Eks Presiden Amerika, Donald Trump (kiri), nimbrung berkomentar soal invasi Rusia ke Ukraina yang ia nilai langkah genius. (AFP PHOTO / SPUTNIK / Mikhail KLIMENTYEV)
|
(CAKAPLAH) - Sejak Rusia menginvasi Ukraina satu bulan lalu, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan.
Trump terus berkomentar soal keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi ke negara tetangganya itu.
Alih-alih mengecam tindakan Putin seperti sebagian besar pemimpin dunia, Trump malah memuji langkah sang Presiden Rusia.
Sehari sebelum Rusia menginvasi Ukraina, Trump menyebut Putin sebagai seorang pemimpin genius setelah mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk-dua wilayah Ukraina yang selama ini dikuasai pemberontak pro-Moskow.
"Saya kemarin menonton siaran (Putin) di televisi. Saya bilang 'ini genius'," ujar Trump saat ditanya presenter radio soal pengakuan kemerdekaan dari Putin dikutip AFP, Rabu (23/2).
Ia lalu berkata, "Putin mendeklarasikan sebagian besar wilayah Ukraina. Putin menyatakan kemerdekaan mereka. Oh, itu luar biasa."
Keesokan harinya, Trump kembali memuji Putin pintar.
"Mereka bilang, 'Trump menganggap Putin cerdas'. Ya lihat saja, dia mengambil alih sebuah negara meski dikenakan sanksi yang murahan. Saya menganggap itu pintar, dia mengambil alih sebuah negara yang luas dengan penduduk yang banyak, dengan memasuki negara itu begitu saja," ucap Trump.
Beberapa hari kemudian, Trump lagi-lagi mengungkit-ungkit pujiannya terhadap Putin.
Dalam pidatonya di Konferensi Aksi Politik Konservatif, Trump kembali menganggap Putin pintar.
"Kemarin, wartawan bertanya kepada saya apakah saya pikir Presiden Putin pintar. Saya bilang, ' tentu, dia pintar'. Dan mereka seakan merespons saya telah berkata buruk. Tapi saya senang mengatakan bahwa 'ya, dia pintar'," papar Trump seperti dikutip CNN.
Trump memang dikenal dekat dengan Rusia.Saat menjabat di Gedung Putih, Trump berupaya menjaga jarak untuk mengkritik, mengecam, atau menyanksi Rusia.
Relasi AS dan Rusia pun menghangat di masa pemerintahan Trump. Trump bahkan pernah mencoba memblokir bantuan militer untuk menekan Presiden Volodymyr Zelenskyterkait Rusia.
Hubungan AS-Ukraina pun merenggang di era Trump.
Mantan penasehat Gedung Putih, Rusia Fiona Hill, juga mengakui hal itu. Ia mengatakan kebijakan luar negeri era Trump ke Rusia didorong oleh kepentingan pribadi, bukan kepentingan nasional.
Kini, pejabat Partai Republik pun berusaha menjauhkan diri dari komentar soal Trump yang memuji Putin.
Trump bahkan sempat ditegur Partai Republik soal apa yang ia katakan tentang Putin.
Selama menjabat sebagai Presiden AS, Trump diketahui kerap memuji pemimpin dunia yang otoriter seperti Putin.
Beberapa pemimpin dunia otoriter yang pernah dipuji Trump antara lain, Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un; Presiden China, Xi Jinping; hingga Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Sejumlah pengamat melihat Trump berupaya mencontoh beberapa pemimpin otoriter itu saat dia menjabat di Gedung Putih mulai dari tindakan keras terhadap kebebasan pers hingga tuntutan totalitas kesetiaan terhadap semua orang yang bergabung dengan pemerintahannya.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Cnnindonesia.com |
Kategori | : | Internasional |