PEKANBARU (CAKAPLAH) - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar dijadwalkan menerima kunjungan Tim Millenium Challenge Corporation (MCC) Amerika Serikat, dan Kementerian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) di Gedung Daerah Riau, Senin (11/4/2022)
Pertemuan tersebut dalam rangka membahas berkaitan dengan usulan proyek infrastruktur percontohan program hibah Compact-2 MCC yang diusulkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Kementerian PPN/Bappenas RI.
Hadir dalam kesempatan itu, Staf Ahli Menteri PPN/Bappenas RI, Erwin Dimas usai pertemuan mengatakan, setelah pihaknya mendengar kesiapan pemerintah daerah Riau terkait usulan
proyek infrastruktur percontohan program hibah Compact-2 MCC.
Selanjutnya, pihaknya akan mengkroscek kembali terkait kesiapan-kesiapan lahan dan desain usulan pembangunan. Untuk itu, usai rapat pihaknya bersama tim MCC Amerika Serikat akan bergerak ke lokasi pembangunan bersama tim dari Pemprov Riau dan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru.
"Tadi pak Gubernur juga menyampaikan secara baik, kira-kira poin-poin apa saja yang perlu diwaspadai agar proyek-proyek ini kedepan jangan sampai mangkrak. Sebab kalau mangkrak yang rugi kita semua, baik kami dari Bappenas, Provinsi Riau dan pihak pemberi hibah. Karena itu kita harus lebih mematangkan kesiapan," katanya kepada CAKAPLAH.com.
Untuk itu, lanjut Erwin Dimas, agar proyek hibah Compact-2 MCC kedepan jangan sampai mangkrak, maka pihaknya harus bicara data detail dan kesiapan lapangan.
"Jadi hari ini kita ke lapangan, dan kemungkinan dalam satu dua minggu kedepan kita akan membahas lebih teknis lagi yang akan turun ke lapangan. Jadi hasil tinjuan hari dan minggu kedepan akan menentukan tahapan berikutnya," ujarnya.
Ditanya terkait lokasi pembangunan dana hibah Compact-2 yang menjadi prioritas, Erwin Dimas menyatakan untuk sementara pihaknya fokus ke Tenayan Raya, Kota Pekanbaru.
"Tapi nanti kita lihat perkembangannya, apakah ada potensi lain. Cuma Tenayan ini sudah dibahas cukup panjang, sehingga kita akan fokus di sini dulu," terangnya.
Disinggung syarat program hibah Compact-2 MCC bisa berjalan, Erwin menyampaikan, secara detail sudah disampaikan pihak MCC, diantaranya harus sesuai dengan program nasional, dan harus sesuai kawasan, sehingga proyek ini tidak berdiri secara mandiri yang mendukung suatu kawasan.
"Misalnya ada pemberdayaan masyarakat, lingkungan dan sebagainya. Itu diantaranya faktor-faktor yang dipertimbangkan," sebutnya.
Ditanya soal nominal hibah yang diusulkan Pemprov, Erwin mengaku ada. Hanya saja sifatnya tidak mengikat. Sebab pihaknya harus melihat kesiapan, tahapan dan desainnya.
"Seperti usulan pembangunan jembatan Siak V. Yang diusulkan seperti ini. Tapi kita melihat apakah perlu seperti itu, karena usulan itu terlalu mahal, apa tidak bisa dibawahnya. Makanya soal angka belum bisa kita pastikan," tukasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, SF Hariyanto yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan, salah satu usulan Pemprov Riau terkait dana hibah Compact-2 MCC itu adalah pembangunan jalan lingkar Pekanbaru dan jembatan Siak V.
"Karena waktu hibah ini hanya lima tahun, maka yang perlu diperhatikan adalah masalah kesiapan lahan. Kalau pembebasan lahannya tidak selesai, maka dana hibah ini bisa ditolak, macet. Itu jangan sampai terjadi," katanya.
"Untuk itu, tadi pak Gubernur minta kepada rekan-rekan Pemko Pekanbaru tolong disiapkan dan kapan kepastian pembebasan lahan bisa selesai. Tadi laporan pembebasan tanah baru 78 persen," tukasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |