Petani memupuk pohon kelapa sawit di Rohil. Foto: Gatra/Aziz
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua DPRD Riau, Yulisman menyambut baik keputusan Presiden Jokowi terkait pencabutan larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) yang sebelumnya dihentikan.
Menurut Yulisman, dengan dicabutnya larangan itu, akan memberikan angin segar bagi masyarakat Riau yang menggantungkan nasib di sektor sawit.
Politisi Golkar ini mengatakan, sektor sawit merupakan bagian yang berpengaruh terhadap kesejahteraan perekonomian warga Riau. Jika hal tersebut terganggu tentunya dampaknya sangat besar bagi warga Riau.
"Maka dari itu kebijakan ini harus segera diterapkan di daerah. Agar harga TBS petani kembali normal dan perekonomian semakin membaik. Kita menyambut baik telah dibukanya ekspor CPO ini oleh presiden. Semoga dengan dibukanya ini masyarakat, khususnya petani sawit bisa kembali sejahtera," kata Yulisman, Jumat (20/5/2022).
Untuk Perusahaan Perkebunan Sawit (PKS), Yulisman mengingatkan tidak ada lagi yang melakukan pembelian TBS di bawah harga normal. Karena selama ini ditemukan ada PKS nakal yang membeli TBS di bawah harga pasar sehingga merugikan para petani sawit.
Selain menstabilkan harga TBS, Yulisman juga meminta, PKS dan pemerintah untuk memperhatikan harga pupuk yang mahal, juga diminta diturunkan dan distabilkan.
"Karena selama ini harga TBS turun sementara harga pupuk naik. Alhasil petani menjerit. Maka dari itu kita minta pemerintah bisa mencarikan solusinya agar petani tidak kewalahan," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi resmi mencabut kebijakan larangan ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya untuk bahan minyak goreng. Larangan ini berlaku sejak 28 April 2022 lalu.
Jokowi mengatakan sejak larangan ekspor diterapkan, pemerintah terus mendorong langkah memastikan minyak goreng. Berdasarkan pengukuran langsung dan data yang diterima Jokowi di lapangan, pasokan minyak goreng terus bertambah.
"Kebutuhan nasional kurang lebih minyak goreng curah 194.000 ton per bulan, pada Bulan Maret sebelum larangan ekspor hanya 64,5 ribu ton," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (19/5/2022).
Namun setelah dilakukan pelarangan ekspor di April, lanjutnya, pasokan mencapai 211 ribu ton, melebihi nasional bulanan. Menurut Jokowi, terdapat penurunan harga rata-rata minyak goreng nasional, pada bulan April harga nasional berkisar Rp 19.800.
Kemudian setelah adanya kebijakan larangan ekspor, Jokowi mengatakan rata-rata harga minyak goreng nasional turun menjadi Rp 17.500 hingga Rp 17.600.
"Oleh karena itu, berdasarkan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini serta mempertimbangkan adanya 17 juta orang tenaga di industri sawit baik petani, pekerja, dan tenaga pendukung lainnya, maka saya memutuskan ekspor minyak goreng dibuka kembali pada Senin 23 Mei 2022," kata Jokowi.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Riau |