PEKANBARU (CAKAPLAH) - Seluruh peserta Training of Trainers (ToT) Modul I mengenai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan proses Proses Belajar Mengajar (PBM) untuk Fasilitas Daerah (Fasda) tiga kabupaten yakni Kampar, Kuansing dan juga Kepulauan Meranti yang digelar oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) diharapkan bisa menyampaikan ilmu yang didapat kepada rekan guru yang ada di wailayahnya masing-masing.
"Alhamdulillah kegiatan kita yang digelar selama 4 hari yakni dari tanggal 24-27 September berlangsung lancar dan sukses," ujar Syaifuddin salah seorang Fasilitator pada kegiatan ini, Selasa (27/9/2022).
Ia mengatakan pelatihan yang digelar selama 4 hari ini diharapkan memberikan kontribusi yang baik terhadap peningkatan mutu pendidikan khususnya yang ada di Riau terutama di kabupaten dan sekolah masing-masing.
"Makanya kita ingatkan kepada seluruh peserta yang ikut, sepulangnya dari pelatihan ini mereka bisa memberikan ilmu yang sama dengan rekan-rekan guru yang ada di kabupaten dan sekolahnya masing-masing," cakapnya.
Ia mengatakan ada banyak materi yang diberikan dalam kegiatan ToT School Improvement PT RAPP ini. Yang pertama adalah soal pembelajaran aktif, yang kedua soal pengelolaan lingkungan yang aktif, ketiga mengembangkan pertanyaan produktif, imajinatif dan terbuka.
Selanjutnya adalah mengaktifkan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan juga praktek mengajar.
Untuk praktek mengajar ini ada tiga. Yang pertama adalah persiapan praktik mengajar sehari sebelum praktik mengajar, yang kedua adalah praktik mengajar yang dilakukan di SD 18 dan 20 Pekanbaru serta yang selanjutnya adalah refleksi yang dilakukan setelah peserta pulang daripada praktek mengajar.
"Selain itu, ada juga materi untuk mengembangkan budaya baca, menjadi fasilitator yang baik, mengembangkan budaya baca di sekolah, rencana dan tindak lanjut. Setelah itu juga ada pendampingan yang efektif dan merekomendasikan praktik baik," sebutnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan dalam prakteknya nanti di sekolah masing-masing, hendaknya mereka dapat memfasilitasi ini dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan daerah mereka masing-masing.
"Seandainya untuk metode yang diajarkan itu bisa dilakukan disini tapi tak bisa dilakukan di daerah, maka kami berharap mereka bisa mencari alternatif lain yang seusai dengan daerah masing-masing. Agar ilmu ini bisa tersampaikan dengan baik dan guru-guru juga tidak merasa tertekan atau bisa melaksanakan praktik di sekolah masing-masing," jelasnya.
Namun dikatakan Syaifuddin, untuk metode yang disampaikan dalam ToT ini menggunakan metode pendekatan aktif dan untuk metodenya tisak menyimpang dari kurikulum yang disediakan oleh pemerintah. Artinya berjalan harmonis.
"Jadi metode ini menunjang untuk pencapaian indikator yang dilakukan yang diharapkan pemerintah dalam mencapai kemampuan dalam kurikulum yang sudah disediakan pemerintah," terbangnya.
Untuk kurikulum di Riau yang saat ini dipakai ada 2, yaitu Kurikulum 2013 (K13) dan juga kurikulum Merdeka Belajar.
"Dengan pembelajaran ini kami berharap mereka bisa memfasilitasi dari dua kurikulum yang berbeda ini untuk memasukkan pembelajaran aktif ini. Karena metode pembelajaran aktif ini tidak bertentangan dengan kurikulum merdeka ataupun K13," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui PT RAPP sebagai bagian dari APRIL Group ini telah menggelar kegiatan Training of Trainers (ToT) Modul I mengenai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan proses Proses Belajar Mengajar (PBM) untuk Fasilitas Daerah (Fasda) tiga Kabupaten yakni Kampar, Kuansing dan juga Kepulauan Meranti di Hotel Mutiara Merdeka. Kegiatan digelar dari tanggal 24-27 September 2022.
Maralis selaku Kasi Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan Kuansing menyampaikan ucapan terimakasih kepada perusahaan bagian dari grup APRIL ini yang telah menaja program Training of Trainers (ToT).
"Selama ini dalam pengamatan kami sekolah di bawah bimbingan RAPP itu nampak progresnya, jadi bagus pembelajarannya. Ada perkembangannya lah, beda dengan sekolah yang tidak dibimbing," ujar Maralis Sabtu (24/9/2022).
Ia mengatakan dengan adanya ToT modul 1 ini nantinya guru-guru akan mendapatkan bahan dan pengetahuan yang diyakini itu sesuai dengan program pemerintah yakni Program Merdeka Belajar.
"Kita akui di Pemerintahan memang tidak ada anggaran untuk hal-hal yang seperti ini. Jadi dengan adanya ToT dari RAPP ini kami sangat bangga dan sangat menghargai itu. Yang diharapkan mutu pembelajaran kita itu lebih baik ke depannya," cakapnya.
Dikatakan Maralis, sebelumnya ada sekitar 15 sekolah yang ada dibawah binaan RAPP dan kini kembali bertambah lagi 15, sehingga total ada 30 sekolah.
"Nantinya guru-guru yang dibimbing oleh Fasda masing-masing sekolahnya, mereka itu akan mendapatkan yang terbaru, dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) terutama. Kalau sebelumnya kan itu kurikulumnya 2013 (K13). Dengan ini nantinya guru-guru kita itu dapat yang terbaru tentang IKM itu sendiri, baik pengetahuan, keterampilan sehingga pembelajaran itu semakin berkualitas seperti yang diharapkan," ungkapnya.
"Kami harap untuk sekolah yang dibina akan semakin banyak, bahkan kami sudah usulkan juga untuk jenjangnya ditambah, jangan SD saja tapi juga SMP juga," imbuhnya.
Head of CD RAPP Hasto Teguh Kuncoro mengatakan Partnership model itu adalah salah satu cara pengembangan peningkatan kualitas sekolah di RAPP.
"Karena RAPP ini mendampingi 60 sekolah sekarang dan itu akan bertambah 112, itu dua kali lipat pada tahun depan. Jadi tahun depan itu akan menjadi 172 sekolah. Jadi ketika ada penambahan jumlah pendampingan sekolah, sedangkan SDM nya RAPP hanya sedikit, maka yang bisa dilakukan adalah melatih guru, melatih Kepsek dan juga pengawas sekolah, agar kualitas sekolahnya naik," ujar Hasto.
Dijelaskan Hasto, untuk target dari kegiatan ini kedepan ada tiga. Pertama kemampuan membaca anak meningkat, kedua kemampuan numerasi matematikanya anak didik meningkat dan yang ketiga adalah anak-anak persiapan untuk pengukuran Programme for International Student Assessment (PISA) untuk tahun selanjutnya jauh lebih baik.
"Jadi caranya kalau ingin menjadi cepat itu harus ada perpanjangan tangan atau berpartner atau berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan untuk meningkatkan kualitas sekolah. Jadi targetnya lebih ke arah situ," sebutnya.
Dijelaskan Hasto dulu di kelas itu guru pusat segalanya. Namun sekarang pada School Improvement itu murid dan guru adalah dua objek yang saling dua arah komunikasi. Dulu orang menyebutnya adalah Pedagogi sekarang disebutnya menjadi Andragogi.
"Jadi sekarang itu adalah pembelajaran komunikasi dua arah, jadi anak dan guru itu saling berdiskusi untuk jauh lebih baik," ucapnya.
Lanjut Hasto, di tahun ini, kegiatan ToT modul I ini adalah untuk yang terakhir kalinya.
"Sebelumnya sudah dilakukan untuk Fasda dari Pelalawan dan Siak dan sekarang ini adalah untuk Kampar, Kuansing dan juga Meranti. Ini yang terakhir untuk tahun ini," pungkasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pendidikan, Riau |