Kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, dilaporkan kian gencar mencoba merekrut warga Ukraina untuk ikut berperang dengan gaji hingga setara Rp40 juta. (AFP/Olga Maltseva)
|
(CAKAPLAH) - Kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group, dilaporkan kian gencar mencoba merekrut warga Ukraina untuk ikut berperang dengan iming-iming gaji hingga 200 ribu rubel atau setara Rp40 juta.
Ivan Fedorov, Wali Kota Melitopol, Ukraina, mengklaim bahwa Wagner terus berupaya merekrut warga lokal di wilayah-wilayah kota itu yang sudah dikuasai Rusia.
Fedorov menuturkan Wagner melakukan perekrutan prajurit lewat media sosial. Wagner bahkan sampai menawarkan upah senilai 200 rubel atau setara Rp40,7 juta bagi mereka yang mau menjadi anggota.
"Tawaran yang mereka buat diduga 200 ribu rubel per bulan kepada mereka yang siap pergi ke Bakhmut sebagai bagian dari Wagner," kata Fedorov, seperti dikutip CNN.
Ia kemudian berkata, "Namun, mereka belum merekrut siapa pun dari warga setempat untuk bergabung dengan mereka. Tentu saja tidak ada yang mau."
CNN tidak bisa memverifikasi kampanye perekrutan yang disampaikan Fedorov tersebut.
Namun, Wagner belakangan memang mulai gencar membuka pendaftaran usai banyak prajuritnya yang berjatuhan di Bakhmut timur.
Wagner sendiri mengklaim telah menduduki wilayah timur itu sepenuhnya sejak awal Maret. Mereka juga mengatakan telah mendekati pusat kota itu beberapa hari yang lalu.
Namun, saat ini Wagner mengaku kesulitan untuk mengambil langkah maju karena terus-terusan diserang pasukan Ukraina.
Dalam pesan suara yang diunggah via Telegram, bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, curhat bahwa pasukan Ukraina tak menyisakan semeter pun ruang bagi tentaranya untuk maju.
"Situasi di Bakhmut sangat sulit. Musuh [pasukan Ukraina] berjuang untuk setiap meter," kata Prigozhin, sebagaimana dilansir CNN.
"Semakin dekat kami ke pusat kota, semakin sulit pertempurannya, karena makin banyak artileri dan tank yang diarahkan kepada kami."
Karena begitu panas pertempuran serta banyak tentara yang gugur, Wagner pun mulai kembali melakukan perekrutan di Rusia.
Mereka mulai mencari prajurit dari klub olahraga dan pusat kebugaran di Negeri Beruang Merah karena sejak Februari, Wagner tak lagi bisa merekrut narapidana.
Wagner menyetop perekrutan napi salah satunya diduga karena banyak tahanan yang ogah gabung usai mendengar kabar betapa kejam kelompok tersebut di medan perang.
Ada pula indikasi keuangan Wagner jebol karena memobilisasi dan menyediakan senjata bagi para prajurit.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Cnnindonesia.com |
Kategori | : | Internasional |