Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
|
(CAKAPLAH) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertolak ke Italia pada Minggu 4 Februari guna melakukan kunjungan ke Vatikan. Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu akan bertemu dengan Paus Fransiskus untuk membahas masalah status Yerusalem.
Sebagaimana diketahui, Erdogan adalah salah satu yang menentang klaim Amerika Serikat (AS) yang menyatakan bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel. Sebelum terbang ke Italia, mantan Gubernur Istanbul itu mengatakan bahwa AS sudah mengisolasi dirinya sendiri atas isu Yerusalem.
"Dalam proses ke depan, mari dan terima Yerusalem sebagai Ibu Kota dari Palestina juga. Ini adalah poin yang akan dicapai. Kami sedang mengupayakan hal tersebut,” ujar Presiden Recep Tayyip Erdogan di Istanbul, melansir dari Reuters, Senin (5/2/2018).
Pria berusia 63 tahun itu sebelumnya sempat terlibat perseteruan dengan Paus Fransiskus terkait isu genosida Turki di Armenia pada 2015. Gereja Katolik Roma kala itu menyebut tewasnya 1,5 juta orang Armenia pada 1915 adalah akibat genosida yang dilakukan Turki. Fakta yang hingga kini selalu ditolak mentah-mentah oleh Turki.
Namun, Erdogan dan Paus Fransiskus memiliki pandangan yang sama terkait status Yerusalem. Ia akan menjadi Presiden Turki pertama dalam 59 tahun terakhir yang mengunjungi Tahta Suci Vatikan. Selain membahas soal Yerusalem, kedua kepala negara itu juga akan membahas situasi terkini di Suriah dan Irak.
Sayangnya, kunjungan Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Italia diyakini akan disambut oleh aksi unjuk rasa. Kepolisian Italia mengerahkan sekira 3.500 orang personelnya untuk mengamankan kunjungan tersebut selama sang presiden berada di Roma hingga ke Vatikan.
Setelah mengunjungi Vatikan, Erdogan dijadwalkan bertemu dengan Presiden Italia Sergio Mattarella dan Perdana Menteri Paolo Gentiloni serta para pebisnis Negeri Piza.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Okezone.com |
Kategori | : | Internasional |