Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
|
(CAKAPLAH) - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengatakan bahwa dirinya perlu bertindak seperti seorang diktator untuk memperbaiki keadaan negaranya. Gaya kepemimpinan Duterte banyak mendapat kritik, terutama dari pihak oposisi yang berusaha mengumpulkan dukungan untuk mengubah konstitusi Filipina menjadi sistem federal.
"Jika Anda mengatakan saya diktator, saya memang diktator. Jika saya tidak bertindak seperti diktator, tidak akan ada yang terjadi pada negeri ini," kata Duterte dalam pertemuan dengan mantan anggota pemberontak Komunis di Visayan sebagaimana dilansir RT, Jumat (9/2/2018).
"Itu benar. Jika saya tidak bertindak seperti diktator, yang merupakan gaya saya sekarang, tidak ada yang akan terjadi di negara ini," lanjutnya.
"Selain itu, Anda telah memilih saya sebagai presiden Anda Mengapa Anda tidak mengikuti saya saat impian saya adalah untuk Anda?"
Duterte sering dikritik karena kecenderungannya bersikap otoritarian dengan retorika keras dan kasar terhadap para lawan politiknya. Dia juga disorot terkait tindakan tegasnya terhadap obat-obatan terlarang yang menjadi ciri khasnya sejak menjadi presiden.
Komentar Duterte ini disampaikan hanya beberapa hari menjelang peringatan 32 tahun Revolusi Kekuatan Rakyat Edsa yang jatuh pada 22 sampai 25 Februari. Revolusi itulah yang pada akahirnya berhasil menumbangkan pemerintahan diktator Ferdinand Marcos pada 1986.
Namun, Duterte secara terbuka telah menyatakan bahwa dia tidak berniat menjadi diktator dan meminta masyarakat untuk menghindari potensi terbentuknya kediktatoran. Dia bahkan memerintahkan militer dan polisi untuk menembaknya jika dia memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden, yang akan berakhir pada 2022.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Okezone.com |
Kategori | : | Internasional |