PEKANBARU (CAKAPLAH) - Larangan DPRD Kota Pekanbaru untuk menempati Sukaramai Trade Centre (STC) dalam waktu dekat, ditentang oleh pedagang dan pemilik Rumah Toko (Ruko) di kawasan pusat perbelanjaan itu.
"Kalau anggota dewan itu bilang nggak siap itu kan versi mereka. Tapi mestinya kan harus timbang beberapa faktor juga," kata, Herizal Pedagang dan Pemilik Ruko di Kawasan STC, Selasa (4/2/2020).
Kata dia, di pasar ini sekarang ada Tempat Penampungan Sementara (TPS). TPS ini berdiri di atas lahan parkir. "Empat tahun lebih TPS ini tidak pernah kami permasalahkan. Dari awal kebakaran tidak pernah sekali pun kami ribut," kata dia.
Sekarang, lanjutnya, pasar sudah bisa dipakai, karena sudah ada pembongkaran dari Pemko Pekanbaru. Ia menduga ada permainan atau kepentingan sehingga mereka dilarang untuk segera masuk ke STC.
"Ada yang bermain-main supaya mereka tetap bertahan di TPS. Mereka-mereka itu mungkin penyewa. Mereka bukan pemilik kios di dalam. Tentu mereka nyaman di TPS. Dengan biaya hanya 15 ribu sehari, wajar saja mereka ingin bertahan," ketusnya.
Tapi, DPRD harus menimbang nasib semua orang. Dengan bisa masuk ke dalam tentu ada rasa lega dari pemilik Ruko dan pedagang.
"Janganlah jadwal yang dibikin Pemko ini ditunda. Teman-teman punya kios di dalam, mereka sudah banyak bayar ke MPP, uang sudah dibayar. Ada yang bermain masuk habis lebaran. Terus nasib mereka bagaimana. Apa nasib mereka tidak dipirkan. Apakah hanya pedagang yang menyewa saja dipikirkan," kata dia kesal.
Jadi, kata dia, mesti ada pertimbangan. Sebab, pedagang yang mau masuk itu banyak, bukan sedikit. Kata dia, ada yang sudah bayar 30 persen. Ada yang bayar 100 persen.
"Jadi sudah cukup banyak yang sudah membayar. Jadi bagaimana supaya cepat masuk ke STC. Apalagi momentum bulan puasa. Momentum bulan puasa ini kan dimana-mana puncaknya omset dagang," jelasnya.
"Dengan kita di dalam tentu akan lebih bagus. Kita punya parkir, kita punya gedung yang layak. Tentu kita bisa berdagang lebih bagus dan omsetnya lebih bagus daripada di TPS ini," tambahnya.
Kalau gedung sudah selesai, kata dia, mereka meminta agar segera pindah ke dalam STC. Dimana-mana, kata dia, para pedagang akan mengejar momen lebaran untuk menjual barang dagangan.
"Namanya juga penampungan, kalau sudah selesai ya pindah lah kita. Kenapa harus tunggu habis lebaran. Dimana-mana pasti mengejar momentum bulan puasa dan lebaran. Gak ada cerita kita Launching habis lebaran, konyol itu," jelasnya.
Sebelumnya Ketua DPRD Pekanbaru Hamdani mengingatkan agar PT Makmur Papan Permata (MPP) selaku pengembang Sukaramai Trade Center (STC) dan juga Pemko Pekanbaru untuk tidak memaksa memindahkan pedagang dalam waktu dekat ini.
"Tidak bisa, akan kita perkarakan itu. Pedagang melihat belum siap dan kita melihat juga memang belum siap," cakap Hamdani seusai melakukan Kunjungan Lapangan (Kunlap) ke STC, Selasa (04/02/2020).
Hamdani menuturkan untuk pembangunan pintu masuk STC sendiri, berdasarkan dari pengamatannya belum siap 100 persen, sementara pada bagian dalam gedung yang berada di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru ini sudah mencapai 90 persen.
"Paling penting dengan pedagang harus dicari jalan keluarnya bersama," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Cabang (Kacab) PT Makmur Papan Permata (MPP), Suriyanto menuturkan pihaknya saat ini memang tengah fokus untuk melakukan pembangunan lantai pertokoan guna merelokasi pedagang.
"Lantai LG dibawah, Lantai GF, Lantai Fast Flor dipastikan sudah mendekati 90%," cakapnya kepada CAKAPLAH.com.
"Sampai dengan saat ini pedagang masih menjadi prioritas utama, pemilik toko yang terbakar, dan penyewa yang menjadi korban kebakaran," tukasnya.
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan |