PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pengamat kebijakan publik, Aidil Haris mempertanyakan efektifitas penutupan sejumlah ruas jalan di Pekanbaru setelah pemerintah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan laju penyebaran Covid-19.
"Melakukan pembatasan itu terukur gak secara matematis? Sehingga bisa menimalisir penyebaran Covid-19. Kalau itu tidak efektif maka tidak bisa dijadikan indikator," kata Aidil Haris, Jumat (4/6/2021).
Menurutnya pemerintah harus lebih banyak lagi mengambil sampel Swab masyarakat, jika saat ini penduduk Kota Pekanbaru sebanyak 1 juta penduduk, maka presentase sampel Swab tidak boleh jauh dari jumlah penduduk yang ada.
"Jangan main sekat sana-sini, PSBB kemarin ada gak hasil evaluasinya berapa besaran presentase agar tidak tertular? Kan gak ada. Ini harus terukur secara matematis dan tidak boleh asal," katanya.
"Buatlah indikator yang bisa dihitung secara matematis dan indikator yang bisa diukur secara kualitatif, sehingga ketika ini dijadikan alat ukur semua yang dilakukan pemerintah terukur dan biaya yang digunakan juga terukur," sambungnya.
Akademisi dari Universitas Muhammadiyah ini juga meminta pemerintah untuk membuka data atau presentase berapa persen efektifitas setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kepada masyarakat untuk menangani pandemi Covid-19 ini.
"Kalau tetap pemerintah ngasal dan intruksinya hanya coba-coba dan tidak pernah ada evaluasi serta tidak terukur, maka penyebaran Covid ini tidak menentu. Bukan menurun bahkan meningkat karena penanganan tidak terukur," tutupnya.
Penulis | : | Herianto Wibowo |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Kota Pekanbaru |
01
02
03
04
05
Indeks Berita