(MoU) antara DPP APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) dengan Asian Agri Group melalui anak perusahaannya yaitu PT Inti Indosawit Subur.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Peningkatan produktivitas lahan perkebunan kelapa sawit rakyat bukan hanya tugas pemerintah namum juga perusahaan swasta perkebunan kelapa sawit.
Meningkatnya produktivitas kelapa sawit rakyat akan menguntungkan semua pihak terkhusus dari manfaat jasa lingkungan yang di dapat dari tanaman kelapa sawit dari segi ekonomi, sosial dan ekologi.
Untuk mewujudkan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat, telah diadakan penandatangan kerjasama (MoU) antara DPP APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) dengan Asian Agri Group melalui anak perusahaannya yaitu PT Inti Indosawit Subur.
Penandatangan ini langsung dihadiri oleh Ketua Umum dan Sekjend DPP APKASINDO, Dr cn Ir Gulat Manurung, MP.,C.APO dan Rino Afrino, ST., MM., C.APO, serta mewakili DPW APKASINDO Riau, Sekretaris Wilayah, Djono A Burhan, S.Kom., MMgt (Int.Bus), CC,CL dan Ketua Tim Percepatan PSR DPW APKASINDO Riau, Eko Jaya Siallagan, SP.,M.Si.,C.APO. Dari Pihak Asian Agri langsung dihadiri oleh Direktur Utma PT. Inti Indosawit Subur (IIS) dan Segenap Pegawai Asian Agri.
Sebelum acara penandatangan nota kesepakatan saling dukung ini, terlebih dahulu para pihak saling berdiskusi tentang kondisi industry kelapa sawit dimasa pandemic Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian secara nasional serta membicarakan mengenai pola kemitraan setara yang akan dikerjasamakan kedepannya.
Gulat Manurung, menjelaskan bahwa APKASINDO telah merangkul beberapa perusahaan besar kelapa sawit di Indonesia yang tersebar di 22 Provinsi perwakilan APKASINDO, seperti pada 7 bulan terakhir ini di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Papua, Jambi, Aceh dan hari ini di Provinsi Riau.
"Semua pola kerjasama kemitraan ini kami kerjakan pada situasi sulit saat ini. Bagi kami petani sawit tidak menyerah dengan berbagai keterbatasan pada masa-masa sulit dampak pandemi Covid-19 ini. Memang pada umumnya kemitraan ini baru terjalin dengan anggota GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), ke depannya kami akan masuk ke Perusahaan Sawit Non-GAPKI, sebab Kemitraan ini adalah amanah UU Cipta Kerja, jadi semua wajib mendukungnya," jelasnya.
Terkhusus dengan Asian Agri, memang ada yang unik, dimana Pola Kerjasama antara APKASINDO dengan Asian Agri sudah terjalin jauh sebelumnya dan terakhir ini adalah kerjasama Pembangunan Pusat Pembibitan Sawit pada Program yang dicanangkan Wakil Presiden yaitu Santripreneur Berbasis Sawit pada Oktober 2020 yang lalu, yang dicanangkan sebagai Pilot Project nya di 3 Provinsi yaitu Riau, Sumut dan Sumsel dan saat itu para Gubernur hadir langsung, termasuk Gubernur Riau Syamsuar dan Kadisbun Riau Zulfadli.
Pada program ini, DPP APKASINDO bekerjasama dengan beberapa perusahaan produsen kecambah sawit Indonesia, salah satunya yang berperan penting adalah Asian Agri.
"Ya memang chemistry dulu antara APKASINDO dengan Asian Agri, baru setelah sama-sama sepakat, baru ber MoU, jadi MoU ini bukan seperti biasanya, kami sudah bekerja terlebih dahulu,"ujar Gulat.
Jadi Pondok Pesantren melalui Himpunan Alumni Pesantren Se Provinsi Riau terlebih dahulu saling melakukan penjajakan, ketemulah Program Pembangunan Pusat Pembibitan Kelapa Sawit yang dikembangkan di beberapa Pondok Pesantren, dimulai dari Pondok Pesantren Teknologi Riau.
Pembibitan di Ponpes ini dicanangkan sebanyak 100ribu kecambah dan akan menjadi pemasok bibit sawit siap salur untuk Koperasi dan Poktan yang melakukan Replanting Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), Program strategis Presiden Jokowi yang operatornya dari Program PSR ini adalah BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) dan Dirjen Perkebunan.
Jadi Ponpes akan menjadi mitra semua PSR-PSR di Riau serta provinsi lainnya dan APKASINDO Riau dalam hal ini bersama 5 Produsen Kecambah Sawit sebagai pendamping pembibitan Santripreneur yang langsung diawasi oleh Dinas Perkebunan Provinsi Riau.
"50% bibit siap salur sudah diorder oleh petani peserta PSR. Sesuai arahan dari KH Imam Aziz, Stafsus Wapres Bidang Penaggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah, kepada DPP APKASINDO, supaya kedepannya Program Santripreneur berbasis sawit ini juga dilaksanakan di 22 Provinsi lainnya perwakilan APKASINDO, dan kami on progress untuk itu," ujar Gulat lagi.
Rino Afrino, juga memaparkan betapa pentingnya kemitraan antara petani dengan korporasi, karena dengan kemitraan ini maka regulasi pemerintah akan berlaku.
"Ya memang demikian Permentan-nya, petani bermitra, di Pergub Tataniaga TBS juga seperti itu, makanya kami mengajak semua petani sawit di seluruh Indonesia supaya melakukan kemitraan dengan korporasi, dan pendamping kemitraan ini langsung oleh DPP APKASINDO dan 22 DPW Provinsi APKASINDO. Kemitraan bukan sebatas kemitraan pasokan TBS tapi juga PSR. Petani swadaya sangat berpotensi menjalin kemitraan dengan Korporasi seperti Asian Agri dan UU Cipta Kerja juga menggariskan demikian, yaitu 20% kebun Korporasi itu harus bermitra dengan kebun masyarakat, jadi disinilah peran APKASINDO. Banyak sekali manfaat dari kemitraan ini, terkhusus manajemen, kepastian harga TBS dan dari segi keberlanjutan (sustainibilty) yang lebih penting yang sudah wajib bagi petani di 2025," jelas dia.
Dalam hal ini, APKASINDO menawarkan Model Kemitraan Setara antara Petani dengan Korporasi, kata kunci setara disini adalah sama-sama untung dan sama-sama maju dengan system akuntable terbuka dan APKASINDO hadir ditengahnya.
"Kepada Asian Agri kami sudah memetakan sebaran petani binaan APKASINDO untuk segera di PSR kan bersama Asian Agri," tegasnya.
Omsir Samosir, Direktur Utama PT IIS, setelah melakukan MoU, menyampaikan rasa syukur karena rencana kemitraan ini sudah lama dirintis dan dimulai dengan kerjasama pembibitan dengan APKASINDO, dan hari ini bentuk saling komitmennya.
“Penandatanganan MoU Nota Kesepahaman pada hari ini merupakan wujud nyata dukungan Asian Agri dan Apkasindo untuk bersama tingkatkan produktivitas kebun sawit rakyat. Ada 4 point penting dari Nota Kesepahaman, yakni Pertama peningkatan kerjasama penyediaan bibit unggul kelapa sawit TOPAZ untuk perkebunan sawit rakyat, Kedua peningkatan kerjasama dalam pemasaran dan pendampingan yang berkaitan dengan benih unggul kelapa sawit untuk perkebunan sawit rakyat, Ketiga pelaksanaan kerjasama pembangunan penangkar bibit di wilayah yang potensial. Dan keempat yaitu peningkatan kerjasama dalam mendukung dan menyukseskan kelangsungan program peremajaan sawit rakyat berbasis kemitraan perusahaan dengan petani melalui KUD dan Poktan,” jelas Omri.
“Selain itu, Asian Agri sebagai perusahaan yang sudah berpengalaman lebih dari 30 tahun bemitra dengan petani optimis bahwa dengan adanya nota kesepahaman ini, kedepannya petani sawit APKASINDO dapat bermitra dengan Asian Agri dan merasakan berbagai keuntungan dari pola kemitraan kami. Tentunya, kami juga berharap APKASINDO berada ditengah-tengah kemitraan yang akan di bangun,” imbuhnya menambahkan.