Jakarta (CAKAPLAH) - Minyak kembali melonjak karena perang Rusia-Ukraina belum usai. Invasi Rusia ke Ukraina mendekati tanda satu bulan tanpa ada tanda-tanda gencatan senjata.
Alhasil, harga minyak kembali naik. Dikutip dari Bloomberg, Senin (21/3/2022), harga minyak mentah Brent tercatat US$ 111 per barel atau naik 14% sejak penutupan Rabu lalu.
Memang pasar minyak dunia bergejolak setelah adanya invasi Rusia ke Ukraina. Apalagi ditambah dengan sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat (AS) dan Eropa kepada Rusia.
Awal bulan Maret ini harga minyak Brent sempat menyentuh US$ 140 per barel dan ini merupakan level tertinggi sejak 2008.
Analis PVM Oil Associates Stephen Brennock mengungkapkan jika kenaikan harga hari ini merupakan sinyal kenaikan harga dalam beberapa waktu ke depan. Ketidakpastian yang terjadi akan mempengaruhi pergerakan harga.
Ketika perang ini terjadi, produsen minyak terbesar di dunia mengurangi aktivitas produksi di negara tersebut. Misalnya Baker Hughes Co menyebut akan menangguhkan investasi baru di Rusia. Kemudian diikuti oleh Schlumberger pada Jumat dan diikuti Halliburton.
Kenaikan harga minyak ini juga membuat negara produsen minyak untuk meningkatkan pasokan termasuk negara anggota OPEC. Akhir pekan lalu Jepang juga meminta Uni Emirat Arab untuk meningkatkan ekspor minyak. Perusahaan minyak raksasa Saudi Aramco juga berencana untuk menambah produksi minyak.
Editor | : | Jef Syahrul |
Sumber | : | detik.com |
Kategori | : | Internasional |